Bulog Jamin Ketersediaan Pangan di Miangas Masih Aman

Konten Media Partner
28 Maret 2020 1:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gudang bulog Tahuna tempat persediaan stok pangan untuk wilayah Kabupaten Kepulauan di Sulawesi Utara (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Gudang bulog Tahuna tempat persediaan stok pangan untuk wilayah Kabupaten Kepulauan di Sulawesi Utara (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Pemimpin Cabang Perum Bulog Tahuna yang menangani wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sitaro dan Talaud, Meydi Maxi Wongkar, mengatakan jika stok pangan untuk tiga wilayah kepulauan di Sulawesi Utara tersebut aman hingga 4 bulan mendatang.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Wongkar, menjawab kegelisahan warga di Kecamatan Miangas, Talaud, yang merasa terancam kekurangan pangan, jika terjadi pembatasan akses angkutan umum sebagai dampak dari adanya virus corona.
"Jangan takut untuk Kabupaten Talaud. Saat ini, untuk ketahanan pangan bisa mencapai 3 sampai 4 bulan mendatang. Perhitungannya pun dimulai dari bulan Maret ini. Pokoknya aman hingga lebaran nanti," kata Wongkar saat menghubungi manadobacirita.
Lanjut menurut Wongkar, ketersediaan pangan juga tetap terjaga di gudang bulog Sulawesi Utara, dimana jika memang ada kekurangan bisa langsung dimintakan untuk kembali dipasok. Apalagi, penjelasan dari Bulog Sulawesi Utara, jelas jika ketahanan pangan bisa mencapai bulan Desember mendatang.
Wongkar menjelaskan jika posisi stok beras di masing-masing gudang, tidak pernah berada di angka ketahanan hanya satu atau dua bulan saja. Menurutnya, itu bisa terjadi jika benar-benar tidak ada lagi stok utama di gudang milik Bulog Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
"Khusus untuk wilayah kepulauan di Sulawesi Utara, saat ini kami telah meminta kembali penambahan stok. Dengan perhitungan jika pengiriman baru dilakukan bulan depan, ketahanan stok yang ada tetap terjaga," tutur Wongkar kembali.
Sekadar diinformasikan, Camat Miangas, Sepno Lantaa menjelaskan jika stok pangan di wilayah pulau terluar mulai menipis dan diperkirakan hanya bertahan untuk satu atau dua bulan ke depan.
Menurut Lantaa, kondisi ini dikuatirkan, karena hingga kini kondisi gelombang tinggi di perairan membuat kapal-kapal angkutan yang melayani wilayah tersebut sangat minim.
"Belum lagi kekhawatiran dampak buruk pandemi global COVID-19 yang membuat banyak usaha yang dihentikan. Makanya, kami merasakan rasa khawatir akan stok pangan yang ada," tutur Lantaa, Kamis (26/3).
ADVERTISEMENT
febry kodongan