Cerita Pedagang Bangkrut Akibat Pembangunan Pasar Bersehati Tak Kunjung Rampung

Konten Media Partner
10 Mei 2022 19:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangunan pasar bersehati di Kota Manado menggunakan pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan pasar bersehati di Kota Manado menggunakan pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
ADVERTISEMENT
MANADO – Lambatnya pembangunan ulang Pasar Bersehati mengakibatkan banyak pedagang di pasar tradisional terbesar di Kota Manado ini terpaksa ‘gulung tikar’, karena terus mengalami kerugian akibat sepinya pembeli yang datang.
ADVERTISEMENT
Ada ratusan pedagang yang mengaku mengalami kerugian hingga lebih dari 50 persen dan akhirnya bangkrut. Bahkan, beberapa di antaranya telah berhenti berjualan karena kehabisan modal.
Seperti yang diungkapkan Idi (nama disamarkan) seorang penjual buah. Dikatakannya sejak awal direlokasi hingga 3 bulan lamanya, dia mengalami kerugian besar yang mengakibatkan dia harus menutup usahanya.
Idi mengatakan pengaturan di tempat relokasi yang sangat amburadul mengakibatkan pengunjung tak lagi mengetahui tempat jualannya. Tak hanya itu, ada beberapa lokasi seperti miliknya yang memang tidak memiliki akses sehingga pembeli tak kunjung bisa menemukan tempatnya berjualan.
“Pokoknya yang dapat nomor tempat sudah bunyi puluhan hingga ratusan pasti sepi pengunjung. Itu karena tidak ada akses jalan ke tempat kami. Belum lagi pengaturan yang amburadul. Jadi dari berapa bulan kami direlokasi ini sudah ratusan yang gulung tikar,” kata Idi.
ADVERTISEMENT
Lanjut dikatakan Idi, saat ini dirinya memutuskan untuk tidak lagi berjualan hingga pasar bersehati selesai dikerjakan. Soalnya dia mengaku telah kehabisan modal.
“Jualan saya kan buah, itu bukan barang yang bisa tahan lama. Jadi sekarang saya pilih berhenti jualan dulu. Sambil tunggu pasar selesai dibangun, saya cari pendapatan dulu yang lain untuk modal nanti,” katanya kembali.
Senada dikatakan Andi (nama disamarkan), pedagang barang kebutuhan sehari-hari. Menurutnya, sejak adanya relokasi karena pembangunan ulang pasar Bersehati, pendapatannya menurun drastis hingga tak kembali modal.
Menurutnya, selain akses jalan yang kurang baik, pengaturan lokasi pedagang di tempat relokasi yang tidak disesuaikan dengan barang jualan mengakibatkan pedagang yang ada di depan akses jalan akan meraup keuntungan besar, sementara mereka yang di dalam mengalami kerugian.
ADVERTISEMENT
“Pelanggan lama saya juga tidak ada lagi yang datang karena mereka malas masuk ke dalam karena semrawut. Jadi benar-benar kami ini rugi, tapi tidak ada yang melihat keluhan kami ini,” katanya lagi.
Sebelumnya, DPRD Kota Manado menyoroti pembangunan pasar yang terkesan lambat. Anggota DPRD Kota Manado, Reynold Wiusan mengatakan, imbas dari lambatnya pembangunan Pasar Bersehati adalah para pedagang yang mengalami penurunan omzet penjualan yang sangat drastis.
Bahkan sesuai dengan data yang dilaporkan staf khusus, kerugian pedagang saat ini sudah di atas 50 persen hingga 70 persen.
Febry kodongan