Dituduh Penyebab Virus Corona, Ini Harga Daging Kelelawar di Manado

Konten Media Partner
26 Januari 2020 12:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelelawar di pasar tradisional Sulawesi Utara (foto: dokumen kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kelelawar di pasar tradisional Sulawesi Utara (foto: dokumen kumparan)
ADVERTISEMENT
Perilaku sering memakan daging hewan liar dituduh sebagai awal mulai munculnya virus corona yang kini tengah menjadi sorotan di dunia. Daging ular, kelelawar dan beberapa hewan liar lainnya, dianggap sebagai pemicu virus yang juga dikenal dengan nama Pneumonia Wuhan ini.
ADVERTISEMENT
Namun, di Kota Manado dan wilayah Sulawesi Utara secara umum, nama-nama hewan liar yang disebut sebagai pemicu penyakit ini, justru sering menjadi primadona. Bahkan, beberapa daging hewan tersebut memiliki harga jual yang tinggi.
Penelusuran manadobacirita di beberapa pasar tradisional, daging-daging hewan liar tersebut dijual bervariasi. Ada yang hitungan per kilogram dan ada yang dijual utuh atau dihitung per besaran hewan itu.
Untuk daging ular saat ini dijual dengan harga Rp 60 ribu per kilogram. Sementara untuk kelelawar atau di Manado lebih dikenal dengan sebutan Paniki, dijual per ekor utuh, yakni Rp 50 ribu untuk ukuran besar dan Rp 35 ribu untuk ukuran kecil.
Harga ini sendiri, tergolong lebih mahal dibandingkan dengan hewan-hewan seperti anjing dan babi. Untuk anjing saja hanya dihargai Rp 35 ribu per kilogram.
ADVERTISEMENT
Sementara, Wiwin, salah satu penjual daging hewan liar di Pasar Karombasan mengaku jika kondisi pasar ramai seperti menjelang perayaan Tahun Baru maupun pengucapan syukur, hewan-hewan tersebut bisa laku dalam jumlah yang sangat banyak.
"Bisa dapat Rp 30 juta harga kotor untuk penjualan daging hewan liar, jika ada acara seperti pengucapan syukur maupun tahun baru," tutur Wiwin, Sabtu (25/1).
Sekadar diinformasikan, Kota Manado sendiri sempat dihebohkan dengan adanya seorang petugas Interpreter atau penerjemah di maskapai Lion Air, harus diawasi RSUP Prof Kandou, karena diduga terserang virus corona.
febry kodongan