DPRD Sulut Sentil Soal Pertokoan di Kawasan Reklamasi Banyak yang Tutup

Aksi nelayan di Manado menolak Reklmasi Tanjung Manado.

MANADO - Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Yongkie Limen, menyentil soal banyaknya pertokoan yang ada di kawasan reklamasi di Kota Manado saat ini banyak yang tutup alias tidak digunakan.

Hal ini menurutnya justru mencitrakan seperti kota mati, karena bangunan yang bagus dan digadang-gadang sebagai pusat perekonomian karena berada di kawasan bisnis atau pusat kota, justru tak difungsikan alias tutup.

"Kita lihat saja di beberapa kawasan reklamasi contohnya Marina (Plaza), banyak bangunan toko yang tutup dan terasa seperti kota mati karena tak berfungsi," ujar Yongkie.

Yongkie sendiri menyoroti rencana reklamasi Teluk Manado di kawasan Pantai Karangria yang menurutnya kurang mendapatkan sosialisasi dan terkesan tiba-tiba dilaksanakan tanpa melibatkan masyarakat dan komunitas nelayan asli di kawasan tersebut.

Menurut Yongkie, semua pembangunan harusnya punya dampak pada masyarakat yang ada di sekitar lokasi pembangunan. Jangan sampai, adanya pembangunan tapi kemudian masyarakat sekitar harus terdampak negatif, karena mata pencaharian mereka menjadi berkurang atau hilang.

Sebelumnya, aksi penolakan reklamasi Tanjung Manado terus disuarakan komunitas warga dan nelayan di wilayah Karangria Manado. Mereka menilai, reklamasi hanya akan menguntungkan sedikit kalangan dan justru merugikan masyarakat terutama nelayan di wilayah itu.

"Reklamasi selama ini justru hanya mempersulit kehidupan masyarakat pesisir dan nelayan," kata pimpinan Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan Tolak Reklamasi (AMPLTR), Piter Sasundame, saat membacakan deklarasi penolakan reklamasi beberapa waktu lalu.

manadobacirita