Erupsi Gunung Ruang, 3.156 Siswa SD dan SMP Terdampak, Ini Kata Dinas Pendidikan

Konten Media Partner
2 Mei 2024 20:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu bangunan sekolah di Desa Laingpatehi, Kecamatan Tagulandang yang rusak akibat terkena dampak erupsi Gunung Ruang.
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu bangunan sekolah di Desa Laingpatehi, Kecamatan Tagulandang yang rusak akibat terkena dampak erupsi Gunung Ruang.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SITARO - Sebanyak 3.156 siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pulau Tagulandang, Kabupaten Sitaro, ikut terdampak erupsi Gunung Ruang.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, ada beberapa sekolah yang terdampak langsung erupsi seperti atap yang rusak. Selain itu, ada juga gedung sekolah yang dijadikan tempat pengungsian, yang secara tidak langsung membuat kegiatan belajar mengajar tak bisa dilaksanakan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sitaro, Budi Mukau, menjelaskan jika untuk sekolah yang dijadikan tempat pengungsian, memang sudah diinstruksikan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
Adapun aktivitas Penilaian Akhir Semester untuk kelas 6 SD dan kelas 9 SMP yang seharusnya dilaksanakan pada pertengahan April lalu, juga akan disesuaikan mengingat erupsi Gunung Ruang sudah terjadi sejak 17 April 2024.
"Nantinya sekolah yang tidak dapat melaksanakan Penilaian Akhir Semester akan menggunakan nilai dari ulangan harian sebagai pengganti," kata Budi.
Sementara untuk pelaksanaan Ujian Sekolah, pihaknya kini masih menjadwalkan dilaksanakan pada tanggal 13 Mei hingga 17 Mei 2024 mendatang. Namun, keputusan ini tetap akan bergantung pada kondisi di daerah.
ADVERTISEMENT
"Jika tidak memungkinkan untuk melaksanakan ujian sekolah, siswa dapat menggunakan nilai ulangan harian sebagai dasar kelulusan, sesuai dengan Permendikbud Nomor 33 Tahun 2019 dan Juknis Penyelenggaraan Ujian Satuan Pendidikan Tahun Ajaran 2023-2024 serta Penerapan Implementasi Kurikulum Merdeka," katanya lagi.
Lebih lanjut, Budi mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dalam hal ini Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah, untuk melakukan pemulihan pembelajaran dan penanganan trauma pasca bencana di posko-posko pengungsian.
"Hal ini dilakukan agar anak-anak pelajar tetap bisa mendapatkan pendidikan yang layak," katanya kembali.
franky salindeho