Guguran Lava Karangetang Meluas, 195 Jiwa Diungsikan, 454 Terisolasi

Tim Manado Bacirita
1001 Media Partner kumparan
Konten dari Pengguna
8 Februari 2019 16:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim Manado Bacirita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana shelter BPDB Sitaro yang menampung 195 warga Desa Batubulan, daerah yang terdampak paling parah erupsi Gunung Karangetang (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana shelter BPDB Sitaro yang menampung 195 warga Desa Batubulan, daerah yang terdampak paling parah erupsi Gunung Karangetang (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
KAMPUNG Batubulan Kecamatan Siau Barat Utara, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, menjadi daerah terdampak paling besar, setelah Gunung Karangetang mengalami erupsi 2 Februari 2019, dan terus beraktifitas hingga Jumat 9 Februari 2019 hari ini. BACA JUGA: Setiap Hari Terjadi Belasan Guguran Lava Gunung Karangetang
ADVERTISEMENT
Guguran Lava yang terjadi setiap hari dan terus meluas, memaksa para warga harus diungsikan dari rumah mereka. Data yang diperoleh manadobacirita.com, partner Kumparan, hingga hari ini, sebanyak 195 jiwa telah diungsikan dari kampung tersebut. Sementara 494 warga lainnya, masih terisolir walaupun berada di jarak aman lelehan Lava. BACA JUGA: Bupati Gagal ke Lokasi Pengungsian Gunung Karangetang karena Ombak
Data yang didapatkan dari Humas Basrnas Manado, dari 195 jiwa yang diungsikan, terdistribusi di shelter pengungsian BPBD Sitaro yang ada di kampung Paseng sebanyak 122 jiwa atau 33 kepala keluarga, dan 44 jiwa lainnya ada di SD GMIST Batubulan. Sementara, sisanya memilih ke rumah keluarga terdekat. Guguran Lava Gunung Karangetang sendiri telah memutus jalan darat satu-satunya yang menghubungkan Kampung Batubulan. Lava dan material dari gunung Karangetang menimbun jalan hampir 500 meter dengan tinggi timbunan hampir 50 meter. BACA JUGA: Bupati Sitaro Jamin Distribusi Logistik Pengungsi Gunung Karangetang
ADVERTISEMENT
Bupati Kabupaten Sitaro, Evangelian Sasingen sendiri meminta seluruh jajarannya untuk mencarikan jalur darat alternatif untuk menghubungkan wilayah Batubulan, agar bantuan logistik bisa tersalurkan. "Saat ini Kampung Batubulan hanya bisa diakses lewat jalur laut. Ketika cuaca buruk, saya khawatir logistik tidak sampai dan masyarakat saya kekurangan makanan. Saya harap bisa membuka akses darat walaupun hanya bisa dilewati motor," kata Sasingen kembali. Franky Salindeho/Isa Anshar Jusuf