Heboh Virus Corona Tak Pengaruhi Penjualan Daging Hewan Liar di Manado

Konten Media Partner
25 Januari 2020 17:05 WIB
Suasana salah satu lapak di Pasar Tradisional Kota Manado yang menjual daging anjing (foto: febry kodongan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana salah satu lapak di Pasar Tradisional Kota Manado yang menjual daging anjing (foto: febry kodongan)
ADVERTISEMENT
Virus Corona diyakini berasal dari kebiasaan memakan atau mengkonsumsi daging hewan seperti ular, kelelawar, anjing dan beberapa jenis hewan liar lainnya. Namun, hebohnya virus yang telah menimbulkan korban jiwa di beberapa negara ini, tak terlalu berpengaruh di Kota Manado, Sulawesi Utara, khususnya penjualan daging hewan liar.
ADVERTISEMENT
Bahkan, dua pasar tradisional di Kota Manado, yakni Pasar Bersehati dan Karombasan, memiliki lokasi khusus untuk menjual hewan-hewan yang tergolong ekstrim untuk dimakan tersebut. Beberapa pedagang yang ditemui mengaku jika minat masyarakat untuk membeli daging hewan liar belum berkurang selama satu pekan terakhir ini.
Wiwin Rantung, salah satu pedagang di Pasar Karombasan menyebut, dirinya baru mendengar tentang Virus Corona. Dirinya juga tidak percaya jika virus tersebut berasal dari daging hewan liar yang sering dijualnya selama bertahun-tahun lamanya.
"Saya baru dengar soal virus ini. Soalnya, selama kami berjualan, tidak pernah ada dengar itu virus-virus seperti itu. Kami menjual dan tidak ada komplain dari pelanggan kami," tutur Wiwin.
Wiwin menyebut, hingga beberapa pekan terakhir ini, belum ada yang berubah dari omzet penjualan daging hewan liar di lapak miliknya, termasuk dengan rekan-rekannya yang lain di Pasar Karombasan.
ADVERTISEMENT
"Biasanya rata-rata bisa dapat Rp 5 juta kotor per hari. Kalau ramai ya lebih besar lagi. Untuk yang akhir-akhir ini belum ada yang berubah. Saya juga mau katakan, kami tidak ada itu virus-virus," tutur Wiwin kembali.
febry kodongan