Indonesia Kembali Disorot Terkait Perdagangan Daging Anjing dan Kucing

Konten Media Partner
24 Januari 2020 8:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sebastian Margenfeld (kedua dari kiri) saat berbicara di depan Parlemen Eropa terkait dengan kondisi perdagangan daging Anjing dan Kucing di Indonesia (foto: istimewa)
Indonesia kembali menjadi bahan sorotan dalam diskusi kesejahteraan dan konservasi hewan yang diselenggarakan Parlemen Eropa di Perancis, Kamis (16/1) pekan lalu, waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Hal ini setela Pendiri dan Direktur Forderverein Animal Hope and Wellness e.V Germany, Sebastian Margenfeld, memberikan presentasi di depan forum parlemen, selama kurang lebih sepuluh menit mengenai kondisi kesejahteraan hewan di Indonesia.
Sebastian menyampaikan mengenai pencurian hewan peliharaan, hewan yang dikurung, hewan yang melewati perjalanan panjang serta pembantaian kejam yang tidak higienis.
Dalam kesempatan itu, Sebastian memperkuat persentasenya dengan video dokumentasi berdurasi satu menit, tentang kondisi perdagangan daging anjing dan kucing di Indonesia.
"Semua politisi sangat terkejut melihat hal tersebut. Beberapa dari mereka meneteskan air mata," ujar Sebastian dalam keterangan resmi yang dikirimkannya baru-baru ini.
Anggota Parlemen Eropa menyaksikan video berdurasi satu menit yang menggambarkan kondisi perdagangan daging anjing dan kucing di Indonesia (foto: istimewa)
Dalam kesempatan itu, Ia juga menyampaikan risiko bagi manusia tentang rabies yang menyebabkan kematian pada manusia. Dikatakannya, Rabies tak hanya mengancam masyarakat setempat, namun juga wisatawan yang datang berkunjung di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Hal ini karena status kesehatan hewan yang tidak diketahui," tutur Sebastian.
Sementara, para politisi intergrup dalam parlemen tersebut juga memberikan pernyataan kepada Sebastian, tentang bagaimana suatu negara dan pemerintah membiarkan perdagangan yang begitu berbahaya (hanya ada karena ilegalitasnya) dan kejam.
"Saya mengatakan kepada mereka bahwa itulah yang perlu kita tanyakan kepada duta besar dan Presiden Indonesia," ujar Sebastian.
Sekadar diketahui, banyak politisi di Intergroup tersebut, memiliki peran kunci di sektor lain seperti pariwisata, perdagangan dan keamanan pangan.
"Diharapkan masalah ini akan menjadi sorotan Parlemen Eropa dan Indonesia setiap kali akan melakukan sebuah kerja sama," kata Sebastian berharap.
Parlemen Eropa sendiri akan membuat konferensi yang lebih besar pada Maret 2020 mendatang, untuk membahas perdagangan daging anjing dan kucing Indonesia yang berbahaya dan kejam. Rencananya, akan mengundang Duta Besar Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sekadar diinformasikan, Sebastian adalah aktivis hewan internasional, yang telah memperjuangkan kesejahteraan hewan di Indonesia dengan berbagai program yang dijalankan.
Sebelumnya, pada Desember 2019 anggota Parlemen Eropa mengunjungi Indonesia untuk melihat langsung perdagangan daging anjing dan kucing di Indonesia.
Mereka di antaranya Sandra Gabrielle yang merupakan representasi dari beberapa Anggota Parlemen Eropa (Member of European Parliament/MEP), yaitu Prof. Dr. Klaus Buchner (MEP), Tilly Metz (MEP) dan Stefan Bernhard Eck (MEP).
Sandra yang juga ditemani oleh Sebastian Margenfeld (Förderverein Animal Hope & Wellness e.V.), Davide Acito (Action Project Animal), Anne Parengkuan Supit (Animal Friend Manado Indonesia) berkunjung di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sulawesi Utara.
Mereka melakukan investigasi lapangan serta bertemu dengan pemerintah daerah, berdiskusi mengenai solusi dari permasalahan ini. Namun terlebih dahulu, perwakilan Parlemen Eropa ini mengapresiasi upaya pemerintah untuk menghentikan konsumsi daging anjing dan kucing.
ADVERTISEMENT
manadobacirita