Jenazah PDP di Manado yang Dijemput Paksa Dimakamkan Tak Sesuai Protap COVID-19

Konten Media Partner
2 Juni 2020 15:26 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi meninggal
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi meninggal
ADVERTISEMENT
MANADO - Jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dijemput paksa oleh ratusan massa dari Rumah Sakit Pancaran Kasih di Kota Manado, Sulawesi Utara, Senin (1/6) ternyata dikebumikan tanpa menggunakan protokol Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan juru bicara Gugus Tugas COVID-19 Kota Manado, drg Sanil Marentek. Menurutnya, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, karena menghadapi ratusan masyarakat yang pada hari itu bisa sampai masuk hingga ke ruang jenazah di rumah sakit.
"Ini yang harus saya sampaikan dengan rasa penyesalan, jika jenazah yang dijemput dari rumah sakit oleh ratusan massa itu, akhirnya dikebumikan tanpa protokol COVID-19. Keluarga yang melakukan pemakamannya," tutur Marentek saat menghubungi manadobacirita, Selasa (2/6) sore ini.
Marentek sendiri menyebutkan jika pihaknya sudah memberikan penjelasan tentang COVID-19 dan penanganannya. Tetapi, karena sudah dijemput dengan kekuatan massa sebesar itu, mereka pun tidak bisa melakukan apapun.
Sementara itu, dirinya menjelaskan jika pihaknya saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium dari jenazah PDP, yang sampel swab sudah diambil sejak pertama kali pasien masuk ke rumah sakit. Dikatakannya, untuk uji laboratorium PCR baru akan diketahui beberapa hari setelah diambil sampel.
ADVERTISEMENT
"Untuk hasil uji lab itu kan ada waktu baru ke luar. Tapi saya sangat berharap agar hasil uji pasien tersebut menunjukan negatif," kata Marentek kembali.
Sementara itu, Direktur Utama Rumah Sakit Pancaran Kasih, dr Frangky Kambey mengaku jika status pasien yang meninggal pada 1 Juni 2020 tersebut berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dengan diagnosa Pneumonia dan tidak sadarkan diri.
Sesuai dengan aturan, Kambey mengaku jika semua PDP akan digunakan protokol penanganan COVID-19 termasuk saat yang bersangkutan meninggal dunia.
Terkait dengan tudingan adanya sogokan yang diberikan pihak rumah sakit kepada keluarga agar tetap menguburkan jenazah dengan protokol COVID-19, Kambey membantahnya. Menurutnya, hal itu cukup disesalkan karena akan menimbulkan persepsi buruk pada penanganan persoalan COVID-19 tak hanya di rumah sakit Pancaran Kasih tetapi untuk semua rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Dikatakannya, rumah sakit Pancaran Kasih walaupun adalah rumah sakit milik yayasan GMIM, tetapi latar belakang pasien sangat beragam.
"Kebetulan yang meninggal agamanya Islam. Kami meminta tolong untuk memandikan dan menyalatkan jenazah itu dan uang yang diberikan itu untuk Imam sebagai uang kompensasi dari tugas untuk memandikan dan menyalatkan jenazah itu," tutur Kambey.
Terkait dengan dimandikannya dan disalatkan jenazah, itu sudah merujuk pada aturan dan fatwa MUI nomor 18 tahun 2020 tentang pedoman pengurusan jenazah muslim yang terkena COVID-19.
"Dalam aturan disebutkan jenazah bisa dimandikan, dikafani, dan disalatkan oleh pemuka agama yang beragama muslim. Nah, kami ada kebijakan sendiri, di mana ada insentif untuk yang melaksanakan tugas itu. Tapi, dari laporan petugas di lokasi, memang terjadi kesalahan komunikasi," kata Kambey.
ADVERTISEMENT
Sekadar diinformasikan, ratusan warga asal Kecamatan Singkil di Kota Manado, menggeruduk rumah sakit Pancaran Kasih, Senin (1/6) kemarin, untuk mengambil secara paksa jenazah salah satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang oleh pihak rumah sakit, akan dimakamkan dengan menggunakan protokol Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Aksi ini dipicu oleh pernyataan salah satu keluarga PDP yang meninggal, di mana disebutkan jika mereka diberikan uang oleh pihak rumah sakit saat sedang memandikan jenazah.
Pernyataan tersebut, memantik aksi masyarakat yang awalnya memang sudah berkumpul di depan rumah sakit, untuk menerobos masuk ke dalam rumah sakit yang berada di Jalan Samratulangi berbatasan dengan kawasan ekonomi Boulevard ini.
manadobacirita
***
*kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT