news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jurnalis di Manado Ikut Workshop Isu Keberagaman Gender

Konten Media Partner
20 Oktober 2019 9:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peserta dan Pemateri workshop sehari bertema Keberagaman Gender di Media Dalam Perspektif HAM di Kota Manado, Sulawesi Utara. Kegiatan ini ingin memberikan pemahaman tentang keberagaman ke editor dan jurnalis di Manado.
zoom-in-whitePerbesar
Peserta dan Pemateri workshop sehari bertema Keberagaman Gender di Media Dalam Perspektif HAM di Kota Manado, Sulawesi Utara. Kegiatan ini ingin memberikan pemahaman tentang keberagaman ke editor dan jurnalis di Manado.
ADVERTISEMENT
Media hingga saat ini masih cenderung tidak adil dalam menulis pemberitaan tentang isu keberagaman gender terutama terkait dengan LGBT. Media bahkan sering melakukan 'penghakiman' lewat pemberitaan terhadap komunitas LGBT. Akibatnya, masyarakat mendapatkan informasi yang membuat pandangan tentang LGBT yang salah.
ADVERTISEMENT
Hal ini terungkap pada kegiatan workshop sehari bertema Keberagaman Gender di Media Dalam Perspektif HAM, yang diselenggarakan di Rumah Singgah, Sarang Inspirasi, Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (19/10).
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Manado, Lynvia Yintzhe Gunde yang membawakan materi Etika Meliput dan Menulis Isu Keberagaman, memaparkan tentang ketidakpahaman jurnalis terutama di ruang redaksi soal keberagaman termasuk yang berkaitan dengan LGBT. Hal ini mengakibatkan terjadi penghakiman untuk LGBT.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado, Lynvia Yintzhe Gunde saat membawakan materi tentang Etika Meliput dan Menulis Isu Keberagaman
"Belum lagi terjadi persoalan dimana, jurnalis malah lari dari konteks dalam menulis berita. Seperti berita kriminal, tetapi yang dikaitkan justru adalah orientasi seksual dari pelaku kriminal itu. Ini kan tidak nyambung dan malah membuat informasi yang disampaikan justru seperti penghakiman seseorang," tutur Lynvia.
ADVERTISEMENT
Ady Putong, peserta workshop menyebutkan jika perlu pemahaman tentang persoalan keberagaman gender ini. Putong bilang, stigma dan dogma yang ada di pikiran jurnalis ikut mempengaruhi cara penulisan pemberitaan tentang keberagaman gender terutama terkait LGBT.
"Kita perlu pemahaman-pemahaman seperti ini (materi workshop). Jurnalis itu perlu mengetahui dan final dengan diri sendiri dulu terkait pengetahuan keberagaman gender sebelum menulis. Artinya, jurnalis juga harus paham apa yang ditulisnya bukan hanya berdasarkan katanya-katanya," tutur Putong.
Rajawali Coco, aktivis keberagaman gender di Sulawesi Utara, berdiskusi dengan para peserta jurnalis tentang kondisi media dan isu-isu keberagaman yang selama ini tersaji di Kota Manado, Sulawesi Utara
Ronny Buol, editor media lokal di Sulawesi Utara menyebut, Keberagaman Gender adalah hal yang sangat luas dan perlu pemahaman. Dirinya mengusulkan adanya forum yang bisa memberikan edukasi terkait dengan isu-isu tersebut.
"Jangan hanya sebatas jurnalis saja, tetapi bagaimana forum ini bisa berkontribusi memberikan pemahaman terhadap ruang redaksi. Ini perlu, karena kita punya fungsi untuk memberikan pemahaman yang benar," kata Buol.
ADVERTISEMENT
Sementara, Rajawali Coco, dari Salut (Sanubari Sulut), organisasi yang bergerak di bidang keberagaman, menyebutkan jika banyak pihak yang seolah-olah paling paham dengan persoalan keberagaman gender, yang sebenarnya tidak tahu apapun soal itu. Dikatakannya, hal ini membuat penyebaran informasi salah terus terjadi.
"Bagaimana bisa, persoalan A dikaitkan dengan C. Itukan tidak nyambung. Dan sekarang itulah yang terjadi. Orang yang tidak pernah berinteraksi dengan komunitas, tetapi kemudian bicara soal komunitas. Apa yang disampaikannya kan pasti tidak benar karena memang tidak tahu apa-apa tapi hanya seolah-olah paling paham," tutur Coco.
Peserta workshop terlibat aktif dalam diskusi terkait dengan isu keberagaman gender
Isa Anshar Jusuf, fasilitator workshop menyebutkan jika kegiatan yang merupakan tindak lanjut Training Advisor "Keragaman Gender di Media dalam Perspektif HAM" yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ini, memiliki tujuan memberi pemahaman tentang isu keberagaman kepada para editor dan jurnalis di Kota Manado.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, Isa yang juga membawakan materi tentang Sogie-SC sekaligus memandu setiap materi tentang keberagaman gender, mengharapkan ke depan jurnalis memiliki pengetahuan terkait Sexual Orientation, Gender, Identity Expression dan Sexual Characterisistic, sehingga lebih paham saat menulis isu-isu keberagaman.
"Seorang jurnalis memiliki tanggung jawab memberikan pemberitaan yang benar dan bermanfaat sesuai kode etik. Mudah-mudahan ke depannya, kita semua bisa melaksanakan secara sesuai, termasuk saat kita menulis soal keberagaman gender atau isu LGBT," kata Isa kembali.
Kegiatan workshop sehari bertema Keberagaman Gender di Media Dalam Perspektif HAM, diikuti oleh 10 editor dan jurnalis terpilih yang berasal dari 8 media yang berbasis di Kota Manado
anes tumengkol