news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kapolri soal Pemilihan Manado Jadi Tuan Rumah Pemecahan 3 Rekor Dunia

Konten Media Partner
4 Agustus 2019 0:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ribuan penyelam dari berbagai pelosok Indonesia dan dunia ambil bagian dalam pemecahan rekor dunia selam di Kota Manado, Sulawesi Utara. (foto: leonardo allen sumerah)
zoom-in-whitePerbesar
Ribuan penyelam dari berbagai pelosok Indonesia dan dunia ambil bagian dalam pemecahan rekor dunia selam di Kota Manado, Sulawesi Utara. (foto: leonardo allen sumerah)
ADVERTISEMENT
Kota Manado, Sulawesi Utara, menjadi tuan rumah pemecahan tiga rekor dunia selam yang dicatat dalam Guinness World Record Official Attempt. Kegiatan pemecahan rekor yang diselenggarakan di Pantai Kawasan Megamas, 1-3 Agustus 2019, berlangsung sesuai rencana.
ADVERTISEMENT
Tiga rekor dunia berhasil dipecahkan, yakni rangkaian manusia terpanjang di bawah air (Longest Human Chain Underwater) pada Kamis (1/8); penyelaman massal terbanyak (Most People Scuba Diving) dan pembentangan Bendera Merah Putih terbesar di bawah air (Largest Unfurled Flag Underwater) pada Sabtu (3/8)
Lalu, apa alasan Kota Manado menjadi tuan rumah? Padahal, masih banyak pantai yang juga indah di seluruh Indonesia. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Muhammad Tito Karnavian, membeberkan rahasia terpilihnya Kota Manado sebagai tuan rumah event spektakuler ini.
Syarat untuk menjadi tuan rumah, kata Jenderal Tito, adalah daerah tersebut harus bisa menampung kurang lebih 3.100 penyelam yang berpartisipasi dalam upaya pemecahan rekor dunia. Selain itu, menurut Jenderal Tito, lokasinya juga harus datar, punya visibilitas air jernih, dan bisa terlihat oleh kamera video.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, lokasi juga harus dengan fasilitas seperti hotel dan tentunya transportasi yang lancar untuk menuju ke lokasi pemecahan rekor. Dan itu semua kriteria hanya ada di Kota Manado. Ini yang pertama," kata Kapolri.
Jenderal Tito mengatakan, sebelum menetapkan Kota Manado sebagai tuan rumah, Ketua Wanita Selam Indonesia (WASI), Ny. Tri Tito Karnavian, sempat berkeliling Indonesia guna mencari lokasi yang tepat.
"Memang banyak tempat bagus yang indah seperti Labuan Bajo, kemudian Maratua, Raja Ampat, di Bali juga ada. Cuma ada problem masing-masing," kata Jenderal Tito.
Menurutnya, di Labuan Bajo lautnya indah, tetapi fasilitas hotel tak mampu menampung ribuan peserta dan wisatawan. Di Bali, transportasi dan akomodasinya cukup, tetapi visibilitas air tidak sejernih di Manado, dan tidak ditemukan area yang landai dan datar di tepi kota.
ADVERTISEMENT
Sementara, di daerah Sumatera juga tidak ada ditemukan tempat yang memenuhi semua kategori, dan yang ada baru di Manado.
"Selain memenuhi semua unsur untuk digelarnya event dunia ini, Pemerintah Kota Manado hingga Provinsi Sulawesi Utara dan masyarakat pun sangat mendukung acara bergengsi ini," kata Kapolri kembali.
oktavian mundung/isa anshar jusuf