kalfein wuisan pemuda pelestari seni dan budaya minahasa.jpg

Kisah Kalfein, Pemuda Minsel yang Berupaya Lestarikan Seni Kalelon-Makaaruyen

23 Mei 2021 14:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kalfein Maikel Wuisan bersama dengan seniman Kalelon Makaaruyen Minahasa
zoom-in-whitePerbesar
Kalfein Maikel Wuisan bersama dengan seniman Kalelon Makaaruyen Minahasa
ADVERTISEMENT
Kecintaannya akan budaya dan seni tradisi Minahasa, mengantarkan Kalfein Maikel Wuisan, pemuda asal Desa Wuwuk, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, memilih untuk melakukan upaya pelestariannya sejak tahun 2011 lalu.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang coba untuk dilestarikannya adalah Kalelon dan Makaaruyen, seni tradisi yang di dalamnya mengandung musik dan pemaknaan syair mendalam tentang hubungan manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam dan hubungannya dengan sang pencipta.
Mendirikan komunitas KAMA, hasil penggabungan kata Kalelon Makaaruyen, tapi juga berarti 'Tangan' dalam bahasa Tontemboan, Minahasa, pria kelahiran Desa Wuwuk tahun 1989 ini melakukan penelusuran, pendokumentasian dan juga mengkaji tentang seni tradisi tersebut.
Pertemuan bersama seniman Kalelon Makaaruyen yang digagas oleh komunitas KAMA yang didirikan oleh Kalfein Wuisan untuk melestarikan seni budaya asal Minahasa
Diceritakan Kalfein, keinginannya untuk melestarikan Kalelon Makaaruyen berawal ketika dirinya mulai melihat satu per satu para pelaku seni tradisi ini meninggal, sementara pengetahuan tentang Kalelon Makaaruyen yang diwariskan hanya terbatas kepada orang terdekatnya. Bahkan semakin diperparah, karena orang terdekatnya juga mulai enggan belajar.
ADVERTISEMENT
"Belum lagi ternyata tidak ada dokumentasi yang diambil. Hal ini, membuat musik dan syair dari Kalelon Makaaruyen ini perlahan mulai terlupakan dan takutnya akan punah. Padahal syair-syair yang terkandung di dalamnya menyimpan makna dan nilai bahkan sebagai penanda Identitas orang Minahasa. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan pelestarian seni tradisi ini agar tidak punah dan tetap lestari," kata Kalfein.
Dalam upaya untuk melestarikan seni tradisi ini, Kalfein kemudian pergi ke kampung-kampung di Minahasa, bertemu dengan para seniman Kalelon dan Makaaruyen. Dirinya kemudian mulai melakukan pendokumentasian lewat tulisan, foto, dan video tentang seni tradisi ini, langsung dari para seniman tersebut.
Logo Komunitas KAMA
"Saya kemudian merekam para seniman ini memainkan Kalelon maupun ber Makaaruyen. Videonya saya upload di Youtube. Syair-syairnya juga saya dokumentasikan lewat tulisan. Dan cerita tentang profil atau kisah para senimannya juga saya dokumentasikan lewat tulisan, dan di publish di media sosial," kata Kalfein.
ADVERTISEMENT
Upaya Kalfein ini ternyata mendapatkan dukungan dari rekan-rekannya yang ada di komunitas budaya Mawale Movement, yang kemudian bersama-sama membentukan komunitas KAMA. Bersama dengan KAMA inilah, Kalfein yang telah mendapatkan bantuan dari rekan-rekannya, mulai banyak melakukan penelusuran dan pendokumentasian Kalelon Makaaruyen di kampung-kampung yang ada di seluruh Minahasa.
Perlu diketahui, penyebutan Kalelon dan Makaaruyen ini tergantung dari daerah Minahasa bagian mana. Di daerah Minahasa bagian selatan pensyairan disebut Kalelon dan di daerah Minahasa lainnya disebut Makaaruyen. Namun, keduanya adalah sama, berawal dari tradisi ritual. Namun kemudian dalam perkembangannya, perjumpaan dengan musik barat (gitar) melahirkan sebuah ciri khas baru yakni petikan gitar yang dikenal dengan Makaaruyen dan Kalelon.
"Karena semakin banyak kami telusuri, akhirnya kami di KAMA menyelenggarakan festival Kalelon dan Makaaruyen untuk memberikan ruang pentas dan apresiasi kepada para seniman Kalelon Makaaruyen. Video-video hasil dokumentasi pun akhirnya dapat diakses oleh banyak orang lewat akun YouTube Kalelon Makaaruyen," kata Kalfein.
ADVERTISEMENT
Jalan Berat Melakukan Pelestarian Seni Tradisi Minahasa
Kalfein Maikel Wuisan, pemuda asal Minahasa Selatan yang selama 10 tahun melakukan upaya pelestarian seni tradisi budaya Kalelon Makaaruyen Minahasa
Selama 10 tahun melakukan pelestarian seni tradisi di Minahasa, tak selalu berjalan mulus. Kalfein sering mendapatkan kendala yang harus dihadapi di lapangan. Beberapa kendala yang dihadapi cukup berat, yakni banyak tetua adat atau seniman Kalelon dan Makaaruyen di kampung yang sudah meninggal.
Tak hanya itu, pengetahuan tentang Kalelon Makaaruyen yang diwariskan dari para tetua adat atau seniman ini, hanya terbatas kepada orang terdekatnya, yang akhirnya malah berakhir tak terdokumentasikan.
"Belum lagi kendala, ternyata banyak seniman Kalelon yang sudah berusia lanjut, sehingga banyak yang sudah lupa atau tidak mengingat dengan baik syair. Beberapa di antaranya bahkan lupa cara memetik gitar khas Kalelon dan Makaaruyen," kata Kalfein.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, ada juga seniman yang tidak memiliki gitar, sehingga terkesan enggan lagi melestarikan seni secara serius," katanya lagi.
Namun demikian, walaupun menghadapi sejumlah kendala, namun niatan agar seni tradisi ini tidak musnah, membuat Kalfein tak patah arang. Niatannya untuk mengenalkan Kalelon Makaaruyen dikenal tak hanya di kalangan orang Minahasa saja, tapi di dunia, mendorongnya tetap aktif hingga saat ini untuk melakukan upaya-upaya pelestarian.
"Di dalam seni tradisi ini adalah syair-syair yang mengandung pengetahuan dan nilai hidup sebagai orang Minahasa. Ini yang ingin saya jaga, agar para generasi muda Minahasa bisa belajar dari seni ini. Selain itu, dunia juga bisa melihat bagaimana nilai hidup orang Minahasa yang sangat baik," kata Kalfein.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, ke depannya upaya pelestarian yang dilakukan selama 10 tahun olehnya ini, bisa membuat banyak orang tertarik dan kembali mencintai seni tradisi, selain sebagai bagian dari upayanya untuk menjadi seorang Minahasa yang benar-benar Minahasa. Apalagi, belakangan sudah mulai banyak anak muda yang mau kembali belajar da menjadi ahli dalam seni tradisi ini.
"Saya juga sangat berharapan besar, agar Pemerintah di Minahasa dan Sulawesi Utara mau menaruh perhatian, setidaknya untuk memperhatikan para seniman Kalelon Makaaruyen ini," ujar Kalfein menutup pembicaraan.
isa anshar jusuf
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten