Kisah Nelayan Pemecah Batu di Sitaro

Konten Media Partner
23 Desember 2019 13:18 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemecah batu di Kabupaten Sitaro, Sulut, tengah mempersiapkan cara untuk memindahkan batu besar yang menghalangi jalan.
zoom-in-whitePerbesar
Para pemecah batu di Kabupaten Sitaro, Sulut, tengah mempersiapkan cara untuk memindahkan batu besar yang menghalangi jalan.
ADVERTISEMENT
Bermodalkan kayu yang dibuat sebagai tatakan, yang di bagian bawahnya ditaruh gelondongan kayu-kayu kecil, 3 orang pria berusaha memindahkan bongkahan-bongkahan batu besar yang berasal dari Gunung Karangetang dan telah menutupi sebagian jalan.
ADVERTISEMENT
Satu orang bertugas menarik, satu orang lagi menahan batu agar tidak jatuh dari tatakan kayu, serta seorang lagi bertugas untuk menjaga jalur ini, akhirnya berhasil memindahkan bongkahan batu besar.
Bongkahan itu memang bisa dibilang besar. Tingginya lebih tinggi dari orang. Letaknya juga gawat: Di tengah jalan sehingga bisa mengganggu arus lalu lintas yang melintasi ruas jalan di daerah itu.
Seusai memindahkan batu dari dekat jalan ke daerah lapang, mereka kemudian bersenda gurau menggunakan bahasa daerah. Batu yang dipindahkan tak hanya satu tapi lebih.
Yan Goha, pemecah batu di Kabupaten Sitaro, Sulut.
Yan Goha (62) bersama dengan dua rekannya tersebut merupakan spesialis pemecah batu, yang selalu dimintakan oleh pemerintah setempat untuk membersihkan jalan dari batu-batu besar hasil muntahan Gunung Karangetang. Walaupun sudah berusia uzur, tapi jangan salah, pria yang masa mudanya seorang nelayan ini, memiliki banyak ide untuk memindahkan batu hingga beberapa meter jauhnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya memindahkan, Yan juga punya formulasi khusus yang diciptakannya untuk memecahkan bongkahan batu besar hingga menjadi bongkahan kecil, yang lebih bermanfaat dibandingkan bongkahan besar.
Cara untuk memecahkan batu pun tergolong unik. Awalnya, batu dibakar selama 1 malam. Setelah semalaman dibakar, batu kemudian di bor di salah satu bidang. Lubang yang di bor itu kemudian dimasukan cairan yang diracik oleh Yan sendiri.
"Setelah itu, kita tunggu saja, nanti batu itu akan pecah dengan sendirinya. Kalau ingin cepat, kita bantu dengan memahat. Tapi, kalau tidak terburu, bisa tunggu saja nanti pecah sendiri," tutur Yan.
Yan menyebutkan, awalnya profesi tersebut iseng-iseng dilakoninya, karena mata pencaharian utamanya justru adalah nelayan. Apalagi, memecahkan batu yang menghalangi jalan juga dinilai membantu terutama pengemudi yang kadangkala mengalami kecelakaan karena ada batu besar di tengah jalan.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring waktu, karena semakin banyak tawaran untuk memecahkan batu, dirinya merasa jika profesi ini juga bisa memenuhi biaya hidupnya sehari-hari.
"Sekarang sudah ada banyak rekan yang saya ajak membantu. Biasanya proyek pemerintah yang kami kerjakan," kata Yan.
Yan sendiri menyebutkan, pekerjaan tersebut memang terlihat sedikit berat karena harus memecahkan batu-batu besar. Namun, semenjak mendapatkan formulasi yang tepat, pekerjaannya sekarang sedikit ringan. Apalagi, metode cairan yang ditemukannya memang sangat membantu.
"Saya akui jika profesi ini tidak butuh keahlian khusus. Hanya, bagaimana kita menemukan cara yang tepat saja," kata Yan sembari tertawa.
franky salindeho