news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Sem dan Kelompok Cahaya Tatapaan untuk Tingkatkan Persentase Hidup Penyu

Konten Media Partner
4 Juli 2022 7:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Cahaya Tatapaan di Desa Popareng Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan
zoom-in-whitePerbesar
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Cahaya Tatapaan di Desa Popareng Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan
ADVERTISEMENT
MINSEL - Masyarakat pesisir pantai Desa Popareng Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), yang tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Cahaya Tatapaan berupaya meningkatkan persentase hidup Penyu. Penyu merupakan ekosistem laut penting dan termasuk rantai puncak makanan di padang lanum.
ADVERTISEMENT
Kelompok Cahaya Tatapaan yang bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Bunaken Sulawesi Utara berupaya melindungi Penyu karena terancam punah.
Ketua kelompok Cahaya Tatapaan, Sem Sambur mengatakan di pesisir pantai Desa Popareng sering menjadi tempat Penyu bertelur.
"Yang datang bertelur di sekitar pantai Popareng dapat dipastikan adalah tukik yang menetas telurnya dari sini. Walaupun Penyu ini sudah berenang ke mana saja bahkan sampai ke Australia dan tempat lainnya, pasti disaat akan bertelur akan kembali ke sini," kata Sem.
Disaat mereka bertelur di pantai Popareng menurut Sem jika dibiarkan hingga menetas, akan ada banyak tukik yang ketika kembali ke laut tidak akan bertahan hidup karena menjadi mangsa hewan laut lainnya.
"Saat ini, masyarakat menemukan ada yang bertelur di bebatuan dekat pemukiman penduduk. Kami terpaksa harus memindahkannya dan akan mencoba memberikan perlakuan khusus, menjaga hingga telur menetas dan mencoba menunggu siap, baru akan melepaskan tukik-tukik tersebut ke laut," ujar Sem.
ADVERTISEMENT
Lanjut Sem, biasanya akan memakan waktu sekitar 60 sampai 65 hari hingga telur-telur yang menetas secara alami ini menjadi tukik.
Keberadaan KSM Cahaya Tatapaan menurut Sem akan berupaya meningkatkan jumlah hidup tukik ke depannya.
"Kalau biasanya 100 tukik yang dilepas, hanya 5 yang bertahan hidup, karena banyaknya predator yang memangsa. Kali ini kami akan berupaya menjaganya sampai sekitar 2 bulan, sehingga apabila kami lepaskan kembali ke laut 10 akan hidup 10 atau paling sedikit 9," kata Sem lagi.
Ia pun menyadari, perlakuan ini akan mengubah cara hidup tukik saat akan kembali ke alam bebas.
"Risikonya tukik-tukik tersebut akan tidak tau saat menghadapi ombak, arus dan bahkan mencari makan. Namun hal ini akan coba kami lakukan dan berharap akan banyak Penyu yang boleh hidup ke depannya," ujar Sem.
ADVERTISEMENT
Tamura