news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Korban Erupsi Gunung Karangetang Diijinkan Pulang

Konten Media Partner
20 Maret 2019 23:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para korban erupsi Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, mengemas barang-barang mereka selama tinggal di pengungsian. Rabu (21/3) hari ini, mereka sudah diijinkan kembali ke rumah masing-masing, setelah selama sebulan lebih berada di pengungsian. (foto: franky salindeho)
zoom-in-whitePerbesar
Para korban erupsi Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, mengemas barang-barang mereka selama tinggal di pengungsian. Rabu (21/3) hari ini, mereka sudah diijinkan kembali ke rumah masing-masing, setelah selama sebulan lebih berada di pengungsian. (foto: franky salindeho)
ADVERTISEMENT
PENGUNGSI Erupsi Gunung Karangetang, di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, Rabu (20/3) hari ini akhirnya dipulangkan.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 70 kepala keluarga dengan total jumlah pengungsi sebanyak 106 orang yang tinggal di Shelter Pengungsian yang ada di Kelurahan Paseng, Kecamatan Siau Barat ini, diangkut oleh 11 unit kendaraan roda empat untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.
“Untuk saat ini yang sudah kembali ke rumah masing-masing, mereka (pengungsi) yang berdomisili di Desa Kawahang,” ujar Pelaksana Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro Bob Ch Wuaten, Rabu (20/3).
Namun demikian, masih ada pengungsi yang belum diijinkan kembali ke rumah mereka. Menurut Wuaten, hal ini karena menimbang lokasi rumah para pengungsi tersebut, yang masuk dalam zona merah atau larangan tinggal.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan Wuaten, ada 17 kepala keluarga yang belum diijinkan pulang oleh pihaknya. "Yang belum diijinkan pulang dan masih harus tinggal di pengungsian adalah warga di Dusun Nimbangeng, Desa Batubulan," kata Wuaten.
Wuaten juga menjelaskan, dari 17 kepala keluarga yang belum diijinkan pulang, 6 diantaranya memang akan direlokasi karena tempat tinggal mereka berada di jalur guguran lava.
"Namun demikian, untuk kegiatan pertanian kemungkinan masih dizinkan, walaupun tidak bisa diperbolehkan lagi untuk mendiami daerah itu,” kata Wuaten kembali.
franky salindeho