Kronologi Nama Rafael, Calon Siswa Bintara Polri yang Lulus Tiba-tiba Hilang

Konten Media Partner
29 Juli 2021 22:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
MANADO - Nama Rafael Malalangi, yang awalnya dinyatakan lulus seleksi Bintara Polri 2021 pada pengumuman live streaming, tiba-tiba hilang dan digantikan nama orang lain. Hal ini memicu kekecewaan dari pihak keluarga, yang kemudian membuat video curhat, untuk meminta bantuan serta keadilan dari Presiden Joko Widodo dan Kapolri, Jenderal Listro Sigit Prabowo. Video ini akhirnya viral dan menjadi perbincangan utama di media sosial.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro SDM Polda Sulawesi Utara (Sulut), Kombes Pol Octo Budhi Prasetyo, kemudian menjelaskan kronologi hingga nama Rafael Malalangi, dinyatakan tidak lulus terpilih pada seleksi Bintara Polri 2021, dari wilayah Polres Minsel.
Octo membenarkan saat pengumuman live streaming, nama Rafael Malalangi dinyatakan lulus terpilih, di mana dirinya berada pada rangking terakhir wilayah Minsel, yakni rangking ke-22.
Rafael Malalangi
"Jadi memang saat pengumuman (live streaming), yang bersangkutan lulus di rangking terakhir dari Polres Minahasa Selatan," ujar Octo, Kamis (29/7).
Namun, setelah pengumuman tersebut, ada seorang calon siswa lainnya yang merasa dirugikan dan melakukan komplain ke panitia. Calon siswa yang komplain tersebut, menurut Octo, merasa dirugikan karena nilai yang didapatkannya saat ujian dalam hal ini renang, tidak sesuai dengan yang tertera di hasil live streaming tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Octo, pihak panitia kemudian melakukan pengecekan antara data nilai di papan hasil dan di live streaming, memang ada perbedaan. Ternyata, hal itu karena kesalahan operator yang menginput data tersebut.
"Setelah sidang, datang satu calon siswa mengkomplain hasil yang tidak sesuai dengan yang diperolehnya. Cek ke papan live berbeda. Ternyata, kesalahan operator dari tim Jasmani yang salah input," ujar Octo.
Karena terjadi kesalah tersebut, Octo mengatakan panitia kemudian memanggil calon siswa yang sudah dinyatakan lulus dalam hal ini atas nama Rafael Malalangi, dan calon siswa yang melakukan komplain. Mereka dipanggil beserta orang tua mereka masing-masing.
Octo mengatakan, pemanggilan ini agar bisa menyaksikan sendiri data nilai yang diperoleh masing-masing calon siswa. Mereka ditanyakan nilai-nilai yang mereka peroleh dalam tes. Setelah itu, kembali dinilai ulang rangking, di mana hasilnya yang melakukan komplain masuk dalam gelombang lulus terpilih.
ADVERTISEMENT
"Kita panggil kedua-duanya casis (calon siswa) bersama kedua orangtuanya ke Polda, untuk menyaksikan dan melihat data nilai yang ada, yang diperoleh. Baik yang dikatakan lulus maupun yang komplain tadi. Kita cek nilainya, apakah ini betul atau tidak. Dan keduanya menjawab betul semua. Setelah itu, kita nilai ulang, rangking. Ternyata yang komplain masuk dalam gelombang. Yang rangking terakhir, karena kuota terbatas, akhirnya lewat. Memang ada kesalahan yang dilakukan oleh tim operator," ujar Octo.
Namun demikian, Octo mengatakan jika ada kemungkinan calon siswa tersebut akan masuk ke gelombang kedua penerimaan.
Sementara itu, terkait dengan hasil keseluruhan, Octo mengatakan jika dirinya sangat ingin ada keadilan untuk semua calon siswa. Dirinya mengatakan, pihak Polda berjalan sesuai dengan track yang benar, sehingga melakukan pengumuman secara transparan.
ADVERTISEMENT
"Kita ingin on the track, jadi hasilnya itu bersih, transparan dan akuntabel," ujar Octo kembali.
oktaviana mundung