Kunjungi Pasar Ekstrim, Wawali Tomohon Jamin Bebas Virus Corona

Konten Media Partner
30 Januari 2020 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Wali Kota Tomohon, Sherly Adelyn Sompotan memegang kelelawar atau paniki yang dijual di pasar ekstrim Tomohon. Sompotan memastikan jika daging kelelawar yang dijual pedagang aman dari penyakit (foto: febry kodongan/manadobacirita)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Wali Kota Tomohon, Sherly Adelyn Sompotan memegang kelelawar atau paniki yang dijual di pasar ekstrim Tomohon. Sompotan memastikan jika daging kelelawar yang dijual pedagang aman dari penyakit (foto: febry kodongan/manadobacirita)
ADVERTISEMENT
Wakil Wali Kota Tomohon, Sherly Adelyn Sompotan, Kamis (30/1), melakukan kunjungan langsung ke pasar ekstrim yang ada di Kota Tomohon. Dirinya, ingin memastikan, dagangan yang dijual di pasar tersebut bebas dari virus corona. Terutama daging kelelawar yang disebut sebagai penyebar virus yang telah menewaskan ratusan warga di China ini.
ADVERTISEMENT
Tanpa menggunakan masker, Sompotan langsung menjadi daya tarik tersendiri pedagang maupun pembeli di pasar ekstrim Tomohon. Dirinya sendiri langsung menuju ke tempat penjualan Kelelawar atau sering disebut Paniki oleh warga Sulawesi Utara.
Dalam kesempatan itu, Sompotan melakukan diskusi dengan para pedagang. Dirinya mengimbau agar para pedagang menghentikan dulu penjualan daging kelelawar, hingga wabah virus corona ini ditemukan penyebab serta obat untuk menangkalnya.
"Saya imbau, untuk penjualan daging paniki (kelelawar) bisa disetop dulu. Ini juga demi kebaikan kita bersama," kata Sompotan, memberikan imbauan kepada para pedagang.
Kepada Sompotan, para pedagang kemudian mengaku jika penjualan kelelawar sudah dilakukan sejak bertahun-tahun lamanya, sebelum ada wabah virus corona. Dikatakan mereka, tidak ada satupun kasus yang menyebutkan jika memakan daging paniki, kemudian ada keluhan penyakit.
Wakil Wali Kota Tomohon, Sherly Adelyn Sompotan berdiskusi dengan pedagang kelelawar atau paniki di pasar ekstrim Tomohon. Sompotan memastikan jika daging kelelawar yang dijual pedagang aman dari penyakit (foto: febry kodongan/manadobacirita)
"Justru, banyak yang cari daging paniki ini, karena dianggap sebagai obat penyakit hosa (sesak nafas). Banyak dari luar daerah Sulawesi Utara, datang ke pasar ini, karena mencari obat hosa ini," kata Daniel, penjual daging kelelawar.
ADVERTISEMENT
Mendapatkan penjelasan tersebut, Sompotan kemudian meminta kepada pedagang menyebutkan ciri-ciri kelelawar yang punya penyakit dan tidak sesuai dengan pengalaman mereka menjual. Mendapatkan tantangan tersebut, para pedagang kemudian membelah tubuh kelelawar.
"Jadi kalau masih merah, itu fresh. Kalau sudah biru itu tidak baik. Kami, tidak pernah menjual jika sudah biru, karena tidak baik," kata para pedagang kembali.
Sompotan sendiri usai kunjungan ke pasar, mengaku jika dirinya terus berupaya untuk memberikan imbauan kepada masyarakat termasuk pedagang, untuk mengurangi atau menghentikan penjualan kelelawar, hingga persoalan virus corona teratasi.
Namun demikian, Sompotan mengaku tak bisa serta merta melarang, mengingat penjualan dan konsumsi daging kelelawar sudah dilakukan sejak dulu, jauh sebelum ada virus corona ini merebak.
ADVERTISEMENT
"Saya imbau untuk yang ingin makan, dagingnya diolah dengan baik. Kalau bisa, merebusnya dulu dengan air panas hingga beberapa kali. Begitu juga untuk pedagang, selalu pastikan, daging segar itu tidak tercemar virus," kata Sompotan kembali.
febry kodongan