Masyarakat dan Siswa di Ranowangko, Minahasa, Diajar Lestarikan Penyu

Konten Media Partner
27 Oktober 2019 17:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Skolah Sei Pante di SD Inpres Ranowangko. Anak-anak diajarkan tentang pelestarian Penyu di wilayahnya
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Skolah Sei Pante di SD Inpres Ranowangko. Anak-anak diajarkan tentang pelestarian Penyu di wilayahnya
ADVERTISEMENT
Penyu adalah kura-kura laut yang sudah hidup bersama-sama dengan dinosaurus. Sayangnya, kini penyu menjadi hewan yang sangat dilindungi karena populasinya yang terus mengalami penurunan. Perburuan spesies ini sejak dari masih berbentuk telur, menjadi persoalan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Desa Ranowangko di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, menjadi salah daerah favorit dari Penyu untuk bertelur. Setidaknya, ada 5 dari 7 jenis penyu yang biasa naik di pasir pantai yang ada di desa Ranowangko.
Sayangnya, pengetahuan masyarakat di daerah tersebut masih kurang terkait dengan penyu. Masih ada aktivitas berburu hewan purba ini.
Melihat kondisi ini, Manengkel Solidaritas, LSM yang bergerak di bidang lingkungan, dengan dukungan penuh dari Padi Foundation, coba memberikan edukasi masyarakat, dengan membuat kelas belajar untuk kampanye penyadaran perlindungan penyu.
Para relawan mengunjungi satu per satu rumah di Desa Ranowangko, Minahasa, Sulut, untuk membagikan poster tentang pelestarian penyu di wilayah tersebut
"Tujuannya untuk menyadarkan pola pikir masyarakat pesisir akan pentingnya menjaga dan melestarikan penyu demi anak cucu nanti," kata Archi Lutia, Koordinator Skolah Sei Pante, Manengkel Solidaritas.
Dikatakan Archi, pihaknya menjalin kerjasama dengan sekolah dasar di wilayah tersebut, dimana sasaran utamanya adalah anak-anak usia dini, untuk diperkenalkan terlebih dahulu soal Penyu.
ADVERTISEMENT
"Dan kerjasama ini disambut baik oleh pihak sekolah, yang mengaku perlu ada pendampingan untuk menyadarkan anak-anak terkait lingkungan, terutama penyu sebagai hewan langka yang ternyata banyak di Ranowangko," kata Archi.
Kegiatan pendidikan lingkungan ini sendiri dilaksanakan di Desa Ranowangko II, sesuai dengan pola penyu untuk naik bertelur, dimana masyarakat di daerah itu masih kurang wawasan terkait penyu.
Pendidikan lingkungan penyadaran perlindungan, selain lewat kelas belajar, juga lewat poster ke masyarakat Desa Ranowangko II dan mensosialisasikan apa itu penyu, manfaatnya hingga aturan undang-undang yang mengatur perlindungan satwa langka.
"Harapannya dengan adanya kegiatan yang akan berakhir bulan Oktober ini, pelestarian hewan yang hampir langka ini bisa lebih baik, karena pola pikir tentang pelestarian sudah dilakukan sejak usia dini kepada anak SD Inpres Ranowangko II," tutur Archi kembali.
ADVERTISEMENT
Sementara, sejumlah masyarakat mengaku mulai memahami tentang pentingnya pelestarian penyu yang banyak berada di daerah mereka.
"Kami senang dapat sosialisasi tentang penyu. Di pantai kamim memang banyak penyu. Tapi, karena kami awalnya tak mengerti, ya kami kira itu hewan biasa dan kami sering tangkap. Tapi, dengan ada sosialisasi ini, kami lebih paham," tutur Desi, perwakilan warga Desa Ranowangko.
Sekadar diinformasikan, LSM Manengkel Solidaritas menggandeng Relawan Konservasi Sulut sebagai tenaga teknis di lapangan.
manadobacirita