Orang Tua Siswa soal Sistem Zonasi Sekolah: yang Rugi adalah Anak Kami

Konten Media Partner
25 Juni 2019 8:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pendaftaran peserta didik baru di salah satu sekolah yang ada di Kota Manado. (foto: ilona)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pendaftaran peserta didik baru di salah satu sekolah yang ada di Kota Manado. (foto: ilona)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah orang tua siswa mengaku kurang paham dengan Sistem Zonasi sekolah pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2019. Mereka menyebutkan, pendidikan terbaik untuk anak-anak tidak boleh dibedakan berdasarkan wilayah.
ADVERTISEMENT
Sandra, orang tua siswa asal Kecamatan Singkil, mengungkapkan keinginan untuk menempatkan anaknya bersekolah di SMA Negeri 1 Kota Manado. Meski cukup jauh dari tempat tinggalnya, ia mengaku keinginannya itu bukan karena sekolah itu berstatus favorit, tetapi karena fasilitasnya dinilai bagus.
"Sekolah itu punya banyak fasilitas pendukung yang tentunya sangat baik untuk anak saya. Belum lagi ekstrakurikuler, seperti basket dan lainnya. Tentu, kami orang tua inginkan yang terbaik," kata Sandra, Selasa (25/6).
Menurut Sandra, kebanyakan sekolah di Kecamatan Singkil adalah sekolah swasta, yang biayanya lebih mahal. Sebenarnya ada sekolah negeri bernama SMA Negeri di Kecamatan Tuminting, tetapi fasilitasnya tidak sebaik SMA Negeri 1 Manado.
"Kalau pakai Sistem Zonasi seperti ini, yang dirugikan adalah anak kami. Mau dapat pendidikan layak, malah diberi pendidikan tidak layak," kata Sandra.
ADVERTISEMENT
Hal senada diungkapkan Samuel Harikedua, warga asal Kecamatan Mapanget. Menurutnya, jika ingin menerapkan Sistem Zonasi, harusnya pemerintah menyamaratakan kualitas sekolah, bukan sekadar mencabut kata-kata "favorit".
Menurutnya, sekolah tidak bisa disamakan kualitasnya. Misalnya, kata Samuel, di SMA yang dekat dengan rumahnya tidak ada laboratorium komputer dan juga kegiatan ekstrakurikuler. Tentu kondisi seperti itu tidak bisa disamakan dengan sekolah lain yang fasilitasnya sangat baik.
"Ini namanya pembodohan terstruktur. Apakah kami harus ke sekolah swasta? Kan justru membebani (biaya)," kata Samuel.
Sementara itu, beberapa sekolah mengakui sempat terjadi kericuhan terkait dengan penerimaan siswa baru tahun ini. Penyebabnya tak lain adalah Sistem Zonasi. Di SMA Negeri 9 Manado, misalnya, panitia penerimaan siswa hingga saat ini masih menjelaskan Sistem Zonasi kepada para orang tua calon siswa.
ADVERTISEMENT
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan SMA Negeri 9 Manado, Joppie Kondoy, mengungkapkan bahwa masih ada beberapa pendaftar yang masih bingung terkait Sistem Zonasi.
"Masih ada yang terlihat bingung, tapi panitia akan terus menjelaskan," ungkapnya.
Dirinya berpesan kepada pendaftar yang masih akan mendaftar online, agar mereka memilih sekolah yang terdekat.
"Yang mau ke SMA negeri, kalau di (sistem) online keluar pilihan tiga sekolah, pilih yang paling dekat. Karena sistem akan menyeleksi siapa yang terdekat, karena jika pilih yang jauh bisa tidak lulus di sistem," kata Kondoy.
isa anshar jusuf/ilona