news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pandemi Corona Bikin Pertumbuhan Ekonomi Sulut Anjlok Hingga Minus 3,89 Persen

Konten Media Partner
5 Agustus 2020 19:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona
ADVERTISEMENT
MANADO - Pandemi corona yang masih berlangsung hingga saat ini, benar-benar memukul perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi nasional secara year to year pada triwulan kedua periode April hingga Juni mengalami penurunan hingga minus 5,32 persen.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga berlaku di Sulawesi Utara. Pada rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut), disebutkan jika pada triwulan kedua tahun 2020 ini, pertumbuhan ekonomi di daerah nyiur melambai ini terjun bebas hingga minus 3,89 persen.
Sementara, jika dibandingkan dengan triwulan pertama pada tahun 2020 terkontraksi 3,16 persen. Namun demikian, jika membandingkan pertumbuhan ekonomi di semester pertama tahun 2020 dengan tahun sebelumnya, justru memperlihatkan ada pertumbuhan walaupun cuma 0,09 persen.
Kepala BPS Sulut, Ateng Hartono
"Tidak bisa dipungkiri, pandemi coronavirus disease 2019 atau COVID-19 menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara pada triwulan kedua ini terkontraksi lumayan besar," kata Kepala BPS Sulawesi Utara, Ateng Hartono.
Dikatakan Ateng, pertumbuhan negatif yang disebabkan pandemi corona ini, membuat kinerja sejumlah lapangan usaha yang justru merupakan penyusun struktur ekonomi di Sulawesi Utara menjadi buruk.
ADVERTISEMENT
Beberapa lapangan usaha yang terkontraksi akibat pandemi diantaranya administrasi pemerintah, konstruksi, jasa perusahaan, jasa lainnya, transportasi, pergudangan, akomodasi dan makan minum, real estate, pertambangan dan penggalian, perdagangan besar dan eceran serta jasa pendidikan.
Dijelaskannya, pembatasan sosial, kerja dari rumah, sekolah tanpa tatap muka langsung, juga membuat tingkat permintaan barang dan jasa serta konsumsi masyarakat anjlok dan berakibat pada kinerja ekonomi.
"Mata rantai ekonomi di daerah tak bisa maksimal. Roda ekonomi pun bergerak lambat," kata Ateng kembali.
manadobacirita