Panitia Lomba Memancing Piala Presiden Angkat Bicara Soal Protes Peserta

Konten Media Partner
20 September 2022 22:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Melempar pancingan dari atas kapal. Foto: Abdul Hadi/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Melempar pancingan dari atas kapal. Foto: Abdul Hadi/acehkini
ADVERTISEMENT
MANADO - Panitia pelaksana Likupang North Sulawesi International Fishing Competition yang memperebutkan Piala Presiden Jokowi, angkat bicara soal protes yang diajukan oleh peserta karena perubahan aturan yang dilakukan secara sepihak.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Sulawesi Utara (Sulut), Tineke Adam menyebutkan jika protes yang dilayangkan oleh salah satu peserta semuanya tidak berdasarkan fakta yang ada.
Dikatakannya, pengambilan keputusan yang dilakukan oleh panitia adalah kewenangan mutlak. Selain itu, terkait protes harusnya dilakukan satu jam setelah penimbangan ikan hasil tangkapan dilakukan.
"Aturan protes itu sudah disampaikan panitia pada technical meeting 14 September 2022. Jadi, protes yang dilayangkan itu tidak sesuai dengan panduan teknis kegiatan," kata Tineke yang didampingi juri Alex Kawilarang dan Veldy Umbas.
Tineke juga menyampaikan jika peserta yang protes ingin menjadi juara 2 perlombaan tersebut karena perbedaan poin yang tipis antara peringat kedua dan ketiga.
"Berita yang beredar sungguh tidak benar. Tapi kami maafkan," kata Tineke.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, peserta dari tim Ivory Paris melakukan protes terkait kebijakan sepihak panitia yang memundurkan jadwal masuk ikan hasil tangkapan dari sebelumnya 17.00 Wita dengan toleransi setengah jam, menjadi 19.00 Wita.
“Pada technical meeting ditentukan oleh panitia dan seluruh peserta jika batas waktu untuk memasukkan ikan hasil tangkapan untuk ditimbang adalah pukul 17.00 Wita dengan konsekuensi hingga 17.30 Wita. Namun, oleh panitia secara sepihak justru diubah menjadi 19.00 Wita tanpa diketahui seluruh peserta," katanya.
Menurut Reymond, keputusan itu hanya diberitahukan lewat pesan whatsapp grup, di mana saat itu seluruh peserta tengah berada di laut yang tidak ada signal.
febry kodongan