Pemerintah Sepakat Hilangkan Stigma Pasar Ekstrem di Kota Tomohon

Konten Media Partner
6 November 2020 20:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana diskusi yang digagas Yayasan Selamatkan Yaki bersama dengan pemerintah, stakeholder dan pihak terkait. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana diskusi yang digagas Yayasan Selamatkan Yaki bersama dengan pemerintah, stakeholder dan pihak terkait. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
TOMOHON - Pemerintah Kota Tomohon setuju untuk menghilangkan stigma Pasar Tomohon yang sering disebut sebagai Pasar Ekstrem di Sulawesi Utara. Hal ini disampaikan langsung Kepala Dinas Pariwisata, Kota Tomohon, Masna Pioh.
ADVERTISEMENT
Dikatakannya, pihak pemerintah tidak pernah melakukan promosi yang menyebutkan jika Pasar Tomohon sebagai pasar Ekstrem, yang selama ini identik dengan pasar tersebut.
"Kami selalu menyebutnya pasar tradisional," kata Pioh.
Pioh juga mengaku selama ini, pemerintah selalu berhati-hati dalam menyikapi pandangan orang apalagi dunia internasional, terkait keberadaan pasar khususnya di Bilik Los Tiga, yang memang memperdagangkan berbagai daging.
Sementara, dalam diskusi yang digagas Yayasan Selamatkan Yaki, Asisten III Bidang Kesejahteraan Rakyat, Drs Octavianus DS Mandagi mengatakan, saat ini Tomohon berpacu menjadi kota Pariwisata Dunia.
Hal ini yang membuat pihaknya sangat mendukung jika Pasar Tomohon bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang ramah lingkungan, namun berdampak secara langsung bagi ekonomi masyarakat dan juga Pendapatan Asli daerah (PAD).
ADVERTISEMENT
Dikatakan Mandagi, memang mengubah stereotype yang terbentuk bahwa pasar Tomohon sebagai pasar ekstrem, bukan hal yang mudah dan bisa dilakukan dengan singkat. Namun, jika ada kerjasama banyak pihak, tentu hal tersebut bisa dilaksanakan.
Direktur Utama PD Pasar Beriman Tomohon, Noldy Montolalu mengatakan, pihaknya akan mencabut plang tulisan Pasar Ekstrem di Bilik Los Tiga, dengan tujuan agar secara perlahan namun pasti, bergerak ke arah postif.
"Kami mendukung penuh pemerintah untuk membentuk pasar tomohon sebagai destinasi yang positif di mata lokal dan dunia," tutur Montolalu.
Sementara, sikap tanggap Pemkot Tomohon mendapatkan apresiasi banyak aktivis lingkungan. Koordinator Edukasi Selamatkan Yaki Program, Purnama Nainggolan menyebutkan, bahwa berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini, tidak sedikit tamu yang kemudian sedih ketika berkunjung ke pasar Tomohon dan memilih tidak kembali.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ada beberapa pelaku wisata yang tidak lagi memasukkan Pasar Tomohon ke dalam daftar perjalanan tamunya. Selain itu, ada fakta jika destinasi yang paling disukai adalah buah dan sayuran bukan daging.
"Maka hasil penelitian ini bisa membuka mata para pihak, harusnya ada metode terbaik untuk memberi lahan usaha bagi pedagang tanpa membanggakan atraksi pasar ekstrem. Efek baik lainnya, adalah mengurangi adanya perdagangan satwa liar, terancam dan dilindungi," tutur Purnama.
manadobacirita