Perbaikan Kabel Serat Optik Bawah Laut Segmen Ondong-Tahuna Kembali Molor

Konten Media Partner
1 Desember 2021 4:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kabel serat optik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kabel serat optik
ADVERTISEMENT
SITARO - Kabar kurang mengenakan datang dari perbaikan kabel fiber/serat optik bawah laut Segmen Ondong Siau-Tahuna, yang selama ini menjadi biang buruknya koneksi jaringan internet di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Kabupaten Sitaro).
ADVERTISEMENT
Janji awal jika perbaikan selesai pada akhir pekan lalu tepatnya Jumat (26/11), ternyata kembali molor. Ironisnya, perbaikan ini akan memakan waktu hingga beberapa pekan, sehingga perayaan Natal mendatang, masyarakat terancam masih akan kesulitan mengakses jaringan internet.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sitaro, Gandawari L Mulalinda, mengatakan jika sesuai informasi yang diperolehnya, progres terbaru pekerjaan tersebut adalah Kapal perbaikan harus kembali ke titik pencarian kabel.
"Jadi estimasi pekerjaan selama 15 hari ke depan. Artinya hingga jelang perayaan Natal, perbaikan masih berlangsung," kata Gandawari.
Menurut Gandawari, estimasi waktu selama 15 hari tersebut adalah perkiraan waktu pekerjaan yang dibutuhkan oleh PT Len Indonesia selaku pihak yang mengerjakan proyek tersebut. Namun, hal itu adalah perkiraan tanpa ada kendala yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Dikatakannya, dalam laporan terakhir, perbaikan kabel laut segmen Ondong-Tahuna, terkendala oleh kabel sisi Ondong Siau yang tak kunjung ditemukan, karena beberapa kali grapnel tersangkut pada tali rumpon yang sudah menjadi sampah di lautan.
"Jadi untuk kabel sisi Tahuna sudah ditemukan. Tetapi masalah justru di kabel sisi Ondong Siau. Hal inilah yang menurut laporan menghambat progres pekerjaan," kata Gandawari.
Lanjut menurut Gandawari, pemerintah daerah sangat berharap perbaikan yang dilakukan cepat rampung, sehingga pemulihan jaringan internet juga bisa terjadi. Hal ini dikarenakan banyak dampak yang terjadi akibat tidak adanya koneksi internet di wilayah kepulauan tersebut.
"Tak hanya masyarakat yang terdampak, aktivitas pemerintahan juga ikut terdampak besar, karena ada beberapa tindakan yang perlu menggunakan internet, tapi tak bisa diakses. Akhirnya semua lini menjadi terhambat," kata Gandawari kembali.
ADVERTISEMENT
franky salindeho