Konten Media Partner

Pertamina Geothermal Bantah Dugaan Pencemaran Lahan Pertanian di Tomohon

15 September 2020 12:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi petani
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petani
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TOMOHON - Senior Supervisor Government dan PR PGE Area Lahendong, Pertamina Geothermal, Bagus Dimas Wibisono mengatakan, laporan kejadian terkait dengan kerusakan lahan sawah di Tondangow, Kota Tomohon, terjadi pada Tahun 2017. Menurutnya, itu diduga terjadi di area kluster 24 dari dua kluster di wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan Wibisono, pada tahun 2017 lalu, pihaknya sudah melakukan beberapa hal diantaranya, bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pertanian Kota Tomohon langsung turun lapangan mengecek lokasi yang menjadi keluhan Warga.
Dari hasil monitoring, kata Wibisono, pihak Pertamina Geothermal, DLH dan Dinas Pertanian menemukan bahwa yang membuat air tidak lagi mengaliri persawahan warga, dikarenakan terdampak saat hujan lebat sejak tahun 2017 dan bukan dikarenakan adanya limbah dari Pertamina Geothermal.
"Jadi bukan limbah ya. Itu air alami. Air yang dari luar-luar lokasi Pertamina Geothermal. Tidak ada air dari Pertamina Geothermal yang masuk dalam persawahan Warga. Kita dilarang keras untuk membuang limbah sembarangan. Dan, memang kita tidak ada limbahnya," ujar Wibisono.
Dirinya kembali mengatakan bahwa, aliran air dari luar area Pertamina Geothermal yang mungkin masuk merusak jalan masuk ke aera persawahan Warga.
ADVERTISEMENT
"Jadi, air yang selama ini mengaliri dibagian belakang persawahan warga telah tergerus oleh air akibat hujan lebat. Sehingga membuat kedalaman bertambah. Kedalamnya bertambah, akibatnya airnya tak bisa lagi naik ke persawahan warga," ujarnya.
Tak hanya itu, dirinya menjelaskan, kondisi persawahan waktu pantauan DLH dan Dinas Pertanian, waktu itu sudah tidak ditanami lagi. Wibisono juga menyanggupi Apabila DPRD Sulawesi Utara akan memanggil pihak Pertamina Geothermal Energy area Lahendong untuk kembali meninjau lokasi.
"Pak Wenny bisa koordinasi dengan pihak kami, DLH maupun Dinas Pertanian terkait hal ini. Kami siap untuk turun ke lokasi," ujarnya.
febry kodongan