Pesan Toleransi dari Anak Pebulu Tangkis Hendra/Ahsan

Konten Media Partner
22 Januari 2020 14:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak dari pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan-Mohammad Ahsan tampak khusuk berdoa saat ayah mereka bertanding di Final Indonesia Masters 2020. (foto: twitter @INABadminton)
zoom-in-whitePerbesar
Anak dari pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan-Mohammad Ahsan tampak khusuk berdoa saat ayah mereka bertanding di Final Indonesia Masters 2020. (foto: twitter @INABadminton)
ADVERTISEMENT
Gelaran Indonesia Masters 2020 telah selesai. Di nomor Ganda Putra terjadi All Indonesian Finals, dimana Kevin Sanjaya-Marcus Gideon keluar sebagai juara dengan mengalahkan Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan. Namun, ada cerita lain yang justru tak kalah penting dari hasil di ajang Indonesia Masters 2020 ini.
ADVERTISEMENT
Adalah anak-anak dari pasangan ganda putra berjuluk The Daddies, Hendra-Ahsan yang mengirimkan pesan toleransi untuk kita semua di Indonesia. Ya, pada partai final, kedua putri pebulutangkis Richelle Setiawan dan Maritza Chayra Ahsan yang menyaksikan laga final dengan duduk berdampingan, tampak masing-masing khusuk dalam doa mereka.
Richelle melipat tangannya erat-erat sambil menutup mata. Dirinya berdoa sesuai dengan kepercayaannya sebagai nasrani. Sementara, Maritza mengusap mukanya setelah menengadahkan tangannya, cara berdoa kepercayaannya sebagai muslim. Momen ini sendiri berhasil diabadikan oleh PBSI dan kemudian dibagikan lewat postingan Twitter dan diberikan judul Bulutangkis mempersatukan kita.
Walaupun akhirnya ayah kedua anak ini kalah di Final Indonesia Masters 2020, namun momen ini benar-benar mengirimkan pesan jika Indonesia itu hingga saat ini punya toleransi yang sangat kuat.
ADVERTISEMENT
Sementara, di Kota Manado, Sulawesi Utara, pesan yang sama juga datang dari anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Puspa yang ada di Kelurahan Dendengan Kecamatan Paal II. Dua anak didik di PAUD tersebut tertangkap kamera begitu khusuk berdoa menurut kepercayaan mereka masing-masing.
Piet Pusung, founder Paud Puspa mengaku jika tempat belajar anak-anak tersebut memang diajarkan tentang Indonesia yang penuh dengan keberagaman.
"Anak-anak diajarkan menjadi lebih paham tentang beragamnya Indonesia dan bagaimana saling menghormati," ujar Piet, yang juga seorang dosen di IPDN ini.
manadobacirita