news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Petani Dibantai di Poso, GAMKI Pertanyakan Program Deradikalisasi BNPT

Konten Media Partner
15 Mei 2021 19:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana warga di lokasi sekitar pembunuhan petani di Poso, Sulawesi Tengah, Selasa 11 Mei 2021. Foto: Tim PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Suasana warga di lokasi sekitar pembunuhan petani di Poso, Sulawesi Tengah, Selasa 11 Mei 2021. Foto: Tim PaluPoso
ADVERTISEMENT
MANADO - Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), mengecam tindakan yang dilakukan oleh teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), di Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, yang menyebabkan empat orang petani tewas mengenaskan.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP GAMKI Bidang Persekutuan dan Kerohanian, Pdt Sufriadi Mei Suhendra mempertanyakan program deradikalisasi yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), yang dinilainya gagal karena masih ada kejadian pembantaian manusia tak berdosa di Poso.
"Kami mempertanyakan bagaimana evaluasi program deradikalisasi yang dilaksanakan oleh BNPT. Pada bulan Agustus 2020 lalu, BNPT memberikan bantuan alat peternakan kepada eks napi teroris dan meresmikan rusun di Poso. Sayangnya saat ini, warga yang tidak berdosa masih menjadi korban pembantaian para teroris di daerah itu," ujar Sufriadi.
Menurut Sufriadi, penanggulangan terorisme harus dilakukan secara adil dan komprehensif. Salah satunya adalah dengan memberikan perlindungan dan jaminan keamanan kepada warga yang berada di wilayah rawan aksi terorisme.
"Kami meminta negara melalui Polri dan TNI untuk menindak tegas para pelaku aksi terorisme, sembari tetap memberikan program deradikalisasi yang terukur untuk eks teroris yang ingin hidup bersama masyarakat. Namun, masyarakat umum juga harus diberikan jaminan keamanan. Sangat miris, eks teroris mendapat perhatian, namun warga baik-baik justru kehilangan nyawa," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sufriadi sendiri mengatakan pihaknya mendapatkan informasi dari rekan Pendeta yang melayani di daerah tersebut, ada lima orang tak dikenal yang tiba-tiba datang ke kebun yang dikelola warga jemaat Gereja. Warga kemudian dibantai secara sadis.
GAMKI Juga Ingatkan Ketua MPR Pahami Konteks Persoalan Papua Sebelum Memberi Pernyataan
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo
Sementara itu, menyikapi persoalan yang terjadi di Papua, GAMKI meminta pemerintah menyelesaikan konflik dengan pendekatan dialog damai seperti yang dilakukan di Aceh pada tahun 2005 lalu.
Kepala Departemen DPP GAMKI Bidang Pembangunan SDM Papua, Bernard Rumpeday juga menyesalkan pernyataan beberapa pimpinan nasional, yang terkesan tidak memahami konteks persoalan Papua dan tidak memiliki rasa empati kepada warga sipil yang berada di wilayah konflik.
Salah satu contoh yang paling disesalkan oleh GAMKI adalah pernyataan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang meminta KKB Papua ditumpas habis dan menomorduakan Hak Asasi Manusia (HAM).
ADVERTISEMENT
"Yang kami tahu, Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR di berbagai kesempatan selalu mengatakan bahwa MPR adalah Rumah Kebangsaan Bersama guna merekatkan anak bangsa. Namun, beliau justru tidak ada membahas nasib pengungsi yang ada di wilayah konflik di Papua," kata Rumpeday.
Rumpeday kemudian meminta agar Ketua MPR melakukan komunikasi lebih intens dengan anggota MPR yang berasal dari Tanah Papua seperti Yorrys Raweyai, Robert Kardinal, dan anggota MPR lainnya.
"Ini agar paham gambaran utuh persoalan Papua, sebelum mengambil sikap terkait penanganan persoalan Papua," ujar Rumpeday kembali.
anes tumengkol