PLN Beber Keunggulan Kompor Induksi: Hemat Puluhan Ribu per Bulan Dibanding LPG

Konten Media Partner
3 Desember 2021 6:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
Kompor induksi
zoom-in-whitePerbesar
Kompor induksi
ADVERTISEMENT
JAKARTA - Arahan Presiden Joko Widodo untuk menjalankan program transisi energi sebagai wujud electrifying lifestyle, dijawab PT PLN (Persero) dengan gencar mensosialisasikan gaya hidup baru dengan menggunakan peralatan serba elektrik yang bebas emisi dan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang disosialisasikan adalah penggunaan kompor induksi sebagai pengganti kompor konvensional yang menggunakan tabung LPG. Kompor induksi dianggap lebih aman, mudah dan efesien. Kompor induksi menggunakan energi listrik sebagai energi panas, di mana tidak memancarkan api layaknya kompor gas.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi, menjelaskan kompor induksi bekerja ketika alat masak diletakkan di atas kompor, di mana arus listrik bolak-balik dilewatkan dari dalam badan kompor melalui gulungan kawat.
"Panas yang dihasilkan langsung dialirkan ke alat masak, sehingga ketika bersentuhan dengan anggota tubuh, tidak terasa panas dan relatif aman," kata Agung.
Lanjut dikatakannya, keuntungan lainnya, kompor listrik mudah dibersihkan. Selain itu, waktu memasak lebih cepat, karena memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas. Hal ini tentu lebih murah dan hemat penggunaan energi daripada gas.
ADVERTISEMENT
Dari sisi penggunaan, kompor induksi juga lebih murah dibandingkan dengan kompor LPG. Hasil uji coba menunjukan, untuk memasak 1 liter air menggunakan kompor induksi 1.200 watt, hanya memerlukan biaya sebesar Rp 158, sementara dengan kompor elpiji tabung 12 kilogram sekitar Rp 176. Sehingga dengan pola memasak rata-rata masyarakat di Indonesia menggunakan gas LPG 11,4 kg per bulan, terjadi penghematan Rp 28.500 dari biaya memasak setiap bulan.
"Penggunaan kompor induksi juga mengurangi potensi polusi rumah tangga. Itulah salah satu tujuan penerapan electrifying lifestyle," kata Agung.
Sementara, data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa rata-rata subsidi impor gas dalam 6 tahun terakhir sekitar Rp 43 Triliun per tahun. Hal ini menurut Agung, sangat pas agar masyarakat beralih ke kompor induksi, agar supaya tak harus bergantung ke kompor elpiji yang saat ini sebagian besar penyediaan energinya masih impor.
ADVERTISEMENT
Agung sendiri mengatakan jika saat ini, PLN memberikan penawaran spesial bagi yang tertarik beralih ke kompor induksi. Menurutnya, PLN memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp 150 ribu melalui program Nyaman Kompor Induksi 2021 bagi pelanggan yang membeli kompor induksi melalui partner yang memiliki kerja sama dengan PLN.
PLN juga memiliki produk layanan Ekstra Daya, yaitu paket layanan listrik untuk rumah baru dengan daya 2200 VA, ditambah kompor induksi lengkap peralatan masak. Program ini dilakukan dengan menggandeng BUMN Karya serta perusahaan properti.
"Produk-produk layanan PLN untuk paket kompor induksi ini, merupakan bagian dari rencana program konversi energi berbasis impor menjadi domestik. Langkah ini akan berkontribusi terhadap penguatan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," ujar Agung kembali.
ADVERTISEMENT
manadobacirita