PLN Harapkan Insentif Kendaraan Listrik Sama Seperti Mobil BBM

Konten Media Partner
4 Desember 2021 17:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil Listrik
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Listrik
ADVERTISEMENT
JAKARTA - PT PLN (Persero) berupaya mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, sebab akan mendatangkan banyak manfaat. Salah satunya membuat perekonomian negara lebih stabil karena dapat menghemat devisa negara.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, mengungkapkan kendaraan listrik memiliki banyak keunggulan, tidak hanya ramah lingkungan karena minim emisi karbon, penggunaan kendaraan tersebut juga dapat membuat perekonomian lebih stabil.
Pasalnya, listrik yang menjadi energi penggerak kendaraan tersebut, berasal dari pembangkit yang energi primernya tersedia di dalam negeri.
"Bagi PLN, transisi mobil listrik bukan hanya untuk meningkatkan demand listrik disaat kondisi suplai listrik lebih mengalami surplus, mobil ini juga terbukti unggul dibandingkan dengan mobil konvensional fosil untuk dapat menuju Indonesia yang lebih hijau dan cerah," tutur Zulkifli.
Menurut Zulkifli, dengan terbangunnya ekosistem kendaraan listrik yang energinya bersumber dari dalam negeri, maka penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak akan berkurang, sehingga negara juga dapat mengurangi impor minyak dan berujung pada penghematan devisa.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kondisi ini akan menekan angka defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dan membuat perekonomian dalam negeri lebih stabil.
"Kita mengimpor triliunan rupiah bahan bakar untuk mobil fosil, sementara untuk mobil listrik kita tidak melakukan impor terkait dengan energi primer. Ini dua hal yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi kita ke depan," ujar Zulkifli.
Sementara, menurut Zulkifli, untuk mengakselerasi ekosistem mobil listrik dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak. Menurutnya, masyarakat membutuhkan kebijakan yang lebih menarik untuk membeli mobil listrik dibandingkan membeli mobil fosil, sehingga dapat dinikmati masyarakat lebih luas.
"Kami kemukakan di sini, terimakasih ke pemerintah telah menghapuskan PPnBM mobil listrik, tapi masih ada dua pajak yaitu PPn dan PPh yang dinikmati oleh mobil fosil, namun belum dinikmati mobil listrik. Kami yakin dan berharap kebijakan pemerintah untuk dapat melakukan penghapusan dari PPn dan PPh tersebut, sesuai yang dinikmati mobil fosil," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril, mengatakan penggunaan kendaraan listrik merupakan kunci untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju, sebab penghematan devisa atas berkurangnya impor minyak bisa dialihkan untuk membiayai sektor yang lebih produktif.
Penerapan konversi kendaraan energi fosil ke listrik, menurutnya bisa mengurangi konsumsi minyak Indonesia yang selama ini sebagian besar diimpor.
"Impor BBM kita besar sekali. Jika kita bisa melakukan konversi, ini kunci utama negara kita bisa berkembang. Negara kita akan maju, di mana anggaran impor BBM itu bisa digunakan untuk yang lain," ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Gaikindo, Kukuh Kumara, mengaku jika pembangunan ekosistem kendaraan listrik perlu didukung dengan kebijakan yang dapat mengurangi harga kendaraan listrik. Pasalnya, saat ini harga kendaraan listrik masih terbilang mahal.
ADVERTISEMENT
Padahal menurutnya, di negara lain telah menerapkan kebijakan subsidi untuk menekan harga kendaraan listrik agar masyarakatnya beralih menggunakan kendaraan tersebut.
Kukuh mencontohkan di Tiongkok, di mana dirinya mendapatkan informasi dari kolega, ada subsidi pemerintah sekitar USD 15 ribu per unit kendaraan listrik.
"Ini saya pikir cukup berat dan harganya cukup tinggi. Harga mobil listrik yang paling murah pun harganya Rp 600 juta. Nah masyarakat kita daya belinya masih dikisaran di bawah Rp 250 jutaan, jadi ada jarak harga sekitar Rp 300 jutaan antara harga mobil listrik dengan harga yang diminati masyarakat kita. Untuk itu, perlu adanya kebijakan baru," katanya lagi.
manadobacirita