Profil Sinyo Harry Sarundajang, Birokrat Paripurna Kebanggaan Sulawesi Utara

Konten Media Partner
13 Februari 2021 10:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dubes RI untuk Filipina, DR. Sinyo Harry Sarundajang. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dubes RI untuk Filipina, DR. Sinyo Harry Sarundajang. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
SABTU (13/2) dini hari tadi, berita duka menyelimuti langit Sulawesi Utara. Sinyo Harry Sarundajang, Gubernur Sulawesi Utara periode 2005-2015 yang juga sering disebut bapak pembangunan di daerah nyiur melambai meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Kabar duka ini diketahui lewat unggahan di media sosial anggota DPR RI, Vanda Sarundajang, anak dari pria yang memiliki akronim nama SHS tersebut. SHS meninggal dalam posisi menjabat Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Filipina, Kepulauan Marshall dan Palau.
SHS meninggal setelah dirawat di UGD Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta, sebulan setelah merayakan ulang tahunnya ke-76.
Profil SHS sendiri dikenal sebagai birokrat yang paripurna dalam karirnya. Lahir di Kawangkoan, Minahasa, SHS mengawali karirnya sebagai seorang dosen. Kemampuan yang baik membuat SHS mulai diberikan kepercayaan di sejumlah posisi penting.
Kolase gambar yang diunggah Vanda Sarundajang saat mengabarkan berita duka Gubernur Sulawesi Utara periode 2005-2015 Sinyo Harry Sarundajang dan foto Sinyo Harry Sarundajang sewaktu menjadi Gubernur Sulawesi Utara
Beberapa tugas pentingnya seperti menjadi Penjabat Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) Minahasa, Penjabat Karo Bina Pemerintahan Daerah Sulawesi Utara, hingga ditunjuk sebanyak dua kali sebagai Wali Kotamadya Bitung.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di daerah, karir SHS juga moncer di tingkat nasional. Suami tercinta Ny. Deetje Adelin Sarundajang Laoh Tambuwun ini bahkan mencapai karir tertinggi di Departemen Dalam Negeri dengan menjabat sebagai Inspektur Jenderal (Irjen).
Pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, SHS diberi tugas berat sebagai penjabat dua Provinsi yakni Maluku Utara dan Maluku. Tugas ini begitu berat, karena dua daerah itu tengah terjadi konflik internal.
SHS datang untuk menyelesaikan rekonsiliasi dan menata pemerintahan sekaligus mempersiapkan proses pelaksanaan Pemilu di wilayah itu.
Penyerahan dua sandera WNI dari Pemerintah Filipina kepada Dubes RI Manila Dr Sinyo Harry Sarundajang, Senin (23/12). Foto: Dok. Istimewa
Bahkan, ketika menjabat di dua daerah itu, SHS yang seorang kristen taat, berhasil berteman baik dengan Laskar Jihad Indonesia, Jafar Umar Thalib. Kemampuannya berteman dan berdiri di atas semua golongan, membuat gelar Tokoh Kemajemukan Indonesia disematkan kepada dirinya.
ADVERTISEMENT
Kenyang pengalaman birokrat, SHS kemudian memilih untuk menjadi Gubernur. Tahun 2005 dirinya kembali ke Sulawesi Utara, mencalonkan diri sebagai Gubernur bersama Freddy H Sualang sebagai Wakil Gubernur. SHS menang, dan menahbiskan diri sebagai Gubernur Sulawesi Utara pertama pilihan rakyat. Lima tahun kemudian, dirinya kembali terpilih sebagai Gubernur, di mana dirinya memilih Djouhari Kansil sebagai pendampingnya.
Karir SHS sempat disebut akan berakhir saat dirinya selesai menjabat Gubernur Sulawesi Utara. Namun, tanpa disangka, SHS justru terpilih sebagai Anggota Dewan Pers dari unsur tokoh masyarakat.
Sementara menjabat anggota Dewan Pers, SHS kemudian ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Duta Besar untuk Filipina, Kepulauan Marshal dan Palau. Tak hanya itu, SHS juga diberi kuasa penuh sebagai Dubes.
ADVERTISEMENT
Namun, sejak tahun 2019, kesehatan Ketua Asosiasi Ilmu Politik Indonesia atau AIPI ini, disebut-sebut mulai mengalami penurunan. Dua tahun sejak kesehatannya drop tersebut, pada Sabtu (13/1) dini hari tadi, SHS pria yang menginisasi World Ocean Conference (WOC) 2009 tersebut, meninggal dunia.
SHS sendiri meninggalkan istri Deetje Adelin Sarundajang Laoh Tambuwun dengan empat anak masing-masing Steven J (Ivan) Sarundajang, Vanda Sarundajang, Fabian Sarundajang, Eva Sarundajang dan Shinta Sarundajang.
Selamat jalan pak SHS. Sulawesi Utara dan Indonesia berduka atas kepergian pak SHS. Pemikiran serta semua hal baik yang telah dibuat untuk Sulawesi Utara dan Indonesia akan selalu dikenang. Semoga, akan muncul SHS-SHS baru dari Sulawesi Utara.
manadobacirita