Setiap Jam Ada Guguran Lava Gunung Karangetang

Konten Media Partner
22 Februari 2019 10:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guguran Lava Gunung Karangetang yang telah mencapai pantai di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara
zoom-in-whitePerbesar
Guguran Lava Gunung Karangetang yang telah mencapai pantai di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara
ADVERTISEMENT
AKTIFITAS Gunung Karangetang, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, ternyata masih tinggi. Bahkan, setiap satu jam ada guguran lava yang terjadi.
ADVERTISEMENT
“Itu artinya dalam sehari, guguran yang terjadi sebanyak 24 kali, dan lama gempanya ada di bawah 80 detik,” ungkap Ketua Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Iing Kusnadi saat diwawancarai di Pos Pengamatan Gunung Api, Desa Salili, Jumat (22/2).
Lanjut Iing melihat data rekaman, guguran terjadi, di dekat puncak. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan guguran juga masih terjadi melalui Kali Malebuhe hingga menuju laut.
“Karena hasil pengamatan kami melalui laut, masih terlihat adanya uap panas di atas permukaan air. Nah, ini bisa menandakan adanya pertemuan antara uap panas lava itu dengan air laut,” ucapnya.
Terkait dengan pembentukan kubah lava di kawah utama, menurutnya, itu menandakan adanya aktivitas magma yang terdorong ke atas sehingga membentuk kubah lava.
ADVERTISEMENT
“Kalau di kawah utama itu sudah lama pembentukan kubah lava, kalau ada guguran sudah mendekati erupsi berarti itu magma mulai naik. Kalau frekuensinya terus meningkat, itu tandanya sudah akan erupsi seperti halnya yang terjadi di bagian utara itu,” jelasnya.
Menurutnya karakter Gunung Karangetang hampir tiap tahun terus terjadi luncuran, hanya aktifitasnya kadang-kadang menurun, tapi kadang naik lagi.
“Jadi memang fluktuatif,” pungkasnya.
Sementara itu, dari pantauan lewat laut, akibat yang ditimbulkan dari erupsi Karangetang melalui Kali Malebuhe, telah membentuk aliran dengan ukuran besar dari puncak hingga ke bibir pantai.
Franky Salindeho