Suami di Minsel Potong Istri, Psikolog Minta Anak Korban dapat Pemulihan Trauma

Konten Media Partner
6 Mei 2024 17:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Psikolog, Dr Preysi Siby
zoom-in-whitePerbesar
Psikolog, Dr Preysi Siby
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Kasus suami di Minahasa Selatan (Minsel) potong istri hingga tewas, mendapatkan banyak sorotan dari berbagai pihak. Tak hanya soal peristiwanya, tetapi juga kondisi anak mereka yang masih berusia balita (bawah lima tahun) dan ada yang belum genap sebulan lahir.
ADVERTISEMENT
Dikhawatirkan ada dampak psikologis dalam bentuk trauma kepada anak-anak, terutama anak yang sudah mulai paham akan lingkungan sekitar.
Dr Preysi Siby, Psikolog yang juga Wakil Dekan II Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT), mengatakan jika dampak psikologi anak berupa trauma mendalam akan berimbas pada terhambatnya proses tumbuh kembang anak.
Oleh karena itu, Preysi menilai pendampingan dari keluarga akan sangat diperlukan, serta perlunya keterlibatan dari terapis yang profesional dalam membantu proses pemulihan trauma pada anak.
“Pendamping penting, tapi bukan hanya pendampingan saja. Anak juga perlu mendapat terapis yang efektif, karena anak ini dalam proses tumbuh kembang,” ujar Preysi, Senin (6/5).
Sementara itu, terkait motif pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh rasa cemburu, dinilai Preysi bukanlah merupakan satu-satunya faktor. Menurutnya kemampuan resiliensi pribadi merupakan faktor lain yang dapat mendorong terjadinya perilaku penganiayaan hingga pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Dalam sejumlah kasus, Preysi menyebut terdapat banyak faktor yang melandasi terjadinya tindak kekerasan tersebut, termasuk perihal tumpukan masalah yang tidak terselesaikan.
“Biasanya ada tumpukan problem yang sejak awal tidak terselesaikan sehingga saat ada pemicu maka akan muncul perilaku kekerasan. Selain itu masalah kepribadian terutama kemampuan resiliensi, daya tahan terhadap stres juga akan menjadi penyebab perilaku kekerasan atau kriminal,” ujarnya kembali.
SW/manadobacirita