Sudah 3 Hari Kepala Desa di Bolsel yang Terseret Banjir Belum Ditemukan

Konten Media Partner
26 Juli 2020 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggunaan alat berat untuk mencari kepala desa Bakida di Kabupaten Bolsel yang hilang diseret air saat melakukan pemantauan titik ketinggian air pada Jumat (24/7) (foto: diskominfo kabupaten bolsel)
zoom-in-whitePerbesar
Penggunaan alat berat untuk mencari kepala desa Bakida di Kabupaten Bolsel yang hilang diseret air saat melakukan pemantauan titik ketinggian air pada Jumat (24/7) (foto: diskominfo kabupaten bolsel)
ADVERTISEMENT
MANADO - Proses pencarian Reslan Ibrahim, Sangadi atau Kepala Desa Bakida di Kecamatan Helumo, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara (Sulut), hingga hari ketiga Minggu (26/7) hari ini belum membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
Tim gabungan dari Pemerintah, Tim SAR, Tagan, TNI, Polri serta relawan masyarakat yang diterjunkan untuk mencari Reslan, masih kesulitan untuk menemukan keberadaan korban yang sebelumnya terseret air saat memantau ketinggian air sungai di desanya pada Jumat (24/7) pagi hari.
Kepala Sub Protokol Pemerintah Kabupaten Bolsel, Irfan Eyato menyebutkan, tim terus melakukan upaya pencarian korban yang merupakan kepala desa tersebut.
"Yang bersangkutan terseret arus sungai saat sementara menjalankan tugas untuk memantau kondisi terkini air setelah hujan turun terus menerus sejak malam hari. Ini adalah duka bersama Bolsel," kata Eyato.
Banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Bolsel, Sulawesi Utara sendiri terjadi sejak Jumat (24/7) dini hari dan kembali berlanjut pada Sabtu (25/7). Banjir tersebut diakibatkan oleh meluapnya sungai seiring dengan tingginya curah hujan yang terjadi sejak Kamis (23/7) malam.
ADVERTISEMENT
Dikatakan Eyato, selain ratusan rumah warga yang terdampak, banjir yang terjadi dua hari berturut-turut ini, mengakibatkan satu jembatan ambruk karena dihantam derasnya air.
Tak hanya itu, tanah longsor juga merusak satu rumah milik warga yang ada di Desa Kombot. Tanah longsor juga terjadi di tiga titik dengan panjang material yang menimbun badan jalan sekira tujuh meter sehingga jalan trans penghubung antara Kabupaten Bolaang Mongondow selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow tepatnya di wilayah Desa Lungkap, Mataindo dan Nunuk (Modisi) terputus dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat.
"Pemerintah sendiri terus berupaya untuk memulihkan kondisi di Bolsel. Pesan pak Bupati agar kita saling bergandengan tangan. Pemerintah juga melakukan upaya-upaya seperti membuka dapur umum dan juga menyediakan kebutuhan masyarakat terdampak," kata Eyato kembali.
ADVERTISEMENT
manadobacirita