Tergerus Perkembangan Teknologi, Perpustakaan Daerah Sepi Pengunjung

Konten Media Partner
26 Juni 2019 8:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegawai Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Utara merapikan rak buku di Perpustakaan Daerah yang ada di Kota Manado. (foto: isa anshar jusuf)
zoom-in-whitePerbesar
Pegawai Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Utara merapikan rak buku di Perpustakaan Daerah yang ada di Kota Manado. (foto: isa anshar jusuf)
ADVERTISEMENT
Suasana sepi dan muram langsung terasa saat mengunjungi Perpustakaan Daerah Provinsi Sulawesi Utara yang terletak di Jalan Balai Kota, dekat dengan kantor Pemerintahan Kota Manado.
ADVERTISEMENT
Ribuan buku tertata rapi di rak-rak yang di atasnya telah diberi penanda kategori agar para pembaca mudah menemukan kategori buku yang akan mereka cari untuk dibaca.
Sayangnya, selama 2 jam berada di perpustakaan yang tepat berhadapan dengan Lapangan Sparta Tikala itu, tidak ada satu orang pun yang datang berkunjung untuk membaca ataupun hanya sekadar meminjam buku dari perpustakaan yang kini dikelola Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Sulawesi Utara itu.
Salah satu sudut perpustakaan daerah yang ada di Kota Manado, Sulawesi Utara (foto: isa anshar jusuf)
"Memang ada penurunan pengunjung walaupun tidak bisa dikatakan sudah tidak ada lagi pengunjung. Sehari masih ada sekitaran 15 sampai 30 orang yang datang," kata Freddy Kano, Kasub Promosi dan Publikasi Budaya Gemar Membaca, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, Freddy Kano.
Kano mengungkapkan, kehadiran ponsel pintar yang bisa mengunduh beragam buku elektronik (e-book), menjadi salah satu alasan semakin berkurangnya minat masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan konvensional seperti perpustakaan daerah.
ADVERTISEMENT
Sembari bernostalgia, Kano menyebutkan masa jaya perpustakaan di akhir tahun 90-an dan memasuki era 2000-an yang sempat digandrungi. Menurutnya, pada waktu itu orang berbondong-bondong datang untuk membaca di perpustakaan. Dalam sehari bisa mencapai 200-an orang yang datang untuk sekadar meminjam buku atau menghabiskan waktu membaca di dalam perpustakaan.
Koleksi buku anak-anak yang ada di perpustakaan daerah Sulawesi Utara yang ada di Kota Manado (foto: isa anshar jusuf)
"Sempat ada waktu ketika kami terpaksa tutup lebih lama dari jam kantor, karena masih adanya masyarakat yang datang atau sementara membaca di perpustakaan," tutur Kano.
Meski tak sebanyak dulu, Kano menyebut, hingga kini masih ada saja orang yang datang untuk mencari sejumlah referensi buku di perpustakaan. Menurutnya, yang masih rutin berkunjung ke perpustakaan adalah mahasiswa dan dosen.
"Tetapi ada juga yang masyarakat umum datang membaca atau meminjam buku. Jadi bisa dikatakan perpustakaan itu tetaplah hal yang penting," kata Kano.
Ruangan khusus untuk anak-anak membaca di gedung perpustakaan daerah provinsi Sulawesi Utara yang ada di Kota Manado (foto: isa anshar jusuf)
Sementara itu, dengan jumlah koleksi buku yang mencapai puluhan ribu, Kano mengungkapkan jika dari data yang dirangkum semua petugas perpustakaan daerah, ada 3 jenis buku yang paling banyak dibaca dan dipinjam oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pertama adalah buku-buku tentang hukum kemudian pendidikan dan sejarah. Namun ada juga buku tentang psikologi yang referensinya memang banyak ditemukan di buku-buku koleksi perpustakaan daerah.
"Memang untuk yang kami pajang di rak buku adalah buku di atas tahun 2000-an, tapi jika ingin mencari arsip buku yang lebih lama kami tetap sediakan, hanya kami tidak pajang lagi mengingat keterbatasan ruangan dan juga untuk menjaga agar buku itu tidak rusak," tutur Kano.
Koleksi buku yang ada di perpustakaan daerah provinsi Sulawesi Utara
Sementara itu, terkait dengan perkembangan teknologi yang kian maju, menurut Kano, pihaknya memang telah melakukan usulan untuk membuat digitalisasi perpustakaan agar selain mampu menyimpan arsip buku, juga untuk menarik perhatian para milenial untuk datang ke perpustakaan.
"Mau tidak mau kita harus berubah walaupun untuk yang konvensional harus tetap ada. Ini juga soal kenyamanan, di mana kalau sudah ada pembaharuan, kami yakin akan ramai lagi," kata Kano kembali.
ADVERTISEMENT
isa anshar jusuf