Tingkatkan Nilai Ekspor Sulawesi Utara, Karantina Manado Lirik Serat Abaka

Konten Media Partner
30 April 2021 19:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karantina Pertanian Manado saat mengunjungi langsung lahan pertanian tanaman pisang Abaka di Talaud. Pisang abaka ini menghasilkan serat yang sangat kuat jika diolah dengan benar. (foto: dokumen istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Karantina Pertanian Manado saat mengunjungi langsung lahan pertanian tanaman pisang Abaka di Talaud. Pisang abaka ini menghasilkan serat yang sangat kuat jika diolah dengan benar. (foto: dokumen istimewa)
ADVERTISEMENT
MANADO - Serat abaka yang berasal dari tumbuhan pisang Abaka di Desa Tarun, Kabupaten Kepulauan Talaud menjadi salah satu target dari Karantina Pertanian Manado, untuk dijadikan komoditi unggulan yang bisa menambah volume ekspor asal Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
Apalagi berdasarkan data IQFAST Karantina Pertanian Manado, serat abaka memang sudah menjadi komoditi ekspor, di mana tercatat pada tahun 2019 diekspor ke Inggris dan di tahun 2020 telah masuk di pasar Jepang.
Kepala Karantina Pertanian Manado Donni Muksydayan mengatakan, pihaknya telah melakukan kunjungan lapangan ke kebun pisang abaka untuk melihat langsung budidaya pisang abaka dan menggali informasi kendala-kendala yang dihadapi petani pisang abaka selama ini.
"Tanaman yang punya nama latin Musa Textilis ini merupakan family Musaceae atau jenis pisang-pisangan. Bentuknya menyerupai pohon pisang, namun buahnya sangat kecil serta memiliki serat yang sangat kuat di bagian pelepahnya. Serat ini yang memiliki nilai komiditas yang tinggi," kata Muksydayan.
Lanjut dikatakannya, kekuatan serat abaka setelah diolah dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan tali tambang kapal, karpet, maupun barang-barang souvenir seperti tas, sandal atau topi. Konon, serat dari batang pisang ini juga digunakan sebagai bahan baku kertas uang dengan kualitas terbaik, sehingga dipakai untuk mencetak dolar Amerika dan Euro.
ADVERTISEMENT
“Serat abaka merupakan salah satu produk unggulan dari Talaud selain kelapa, kopra, cengkih, dan pala," kata Muksydayan kembali.
Sementara itu, dalam kunjungan yang dilakukan tim karantina Pertanian Manado, ternyata walaupun bisa dijadikan produk unggulan, tapi hal itu belum bisa dioptimalkan.
Alwin Atini, petani pisang abaka di Talaud menjelaskan, saat ini harga serat abaka masih rendah sehingga belum menjadi pilihan dari para petani. Alwin menyebutkan, harga serat abaka yang sudah diproses hingga kering dihargai Rp. 15.000/kg.
"Nilai ini tidak sebanding dengan beban operasional dalam mengolah serat abaka. Jadi masyarakat Talaud belum begitu tertarik membuka kebun pisang abaka," kata Alwin.
Permasalahan kedua menurut Alwin adalah lahan pisang abaka yang minim, mengakibatkan ketersediaan bahan baku batang pisang abaka tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kendala lainnya adalah masyarakat yang memiliki mesin pengolahan serat abaka masih sedikit.
ADVERTISEMENT
“Perlu adanya pelatihan keterampilan dalam mengolah serat abaka ini, sehingga masyarakat mendapatkan nilai tambah dari pengolahan serat abaka”, ungkap Alwin kembali.
manadobacirita