Velin Pontoh, Bocah yang Urus Dua Adiknya Saat Ditelantarkan Ibunya

Konten Media Partner
6 Maret 2019 7:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Velin Rosi Pontoh saat mengikuti ulangan di sekolahnya SD Negeri 72 Manado. Velin merupakan bocah 13 tahun yang harus menggantikan peran ibunya menjaga adik-adiknya selama ditelantarkan di kos-kosan mereka.
zoom-in-whitePerbesar
Velin Rosi Pontoh saat mengikuti ulangan di sekolahnya SD Negeri 72 Manado. Velin merupakan bocah 13 tahun yang harus menggantikan peran ibunya menjaga adik-adiknya selama ditelantarkan di kos-kosan mereka.
ADVERTISEMENT
SENYUM kembali merekah dari bibir Velin Rosi Pontoh (13), saat dirinya kembali masuk sekolah, di Sekolah Dasar Negeri 72 Manado, Senin (4/3). Tiba terlambat di sekolah, Velin langsung menuju ruang kelasnya dan ikut ulangan mid semester dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Usai ulangan sekira pukul 10.00 WITA, Velin bersama dengan rekan-rekannya istirahat. Tawa canda dan saling kejar-kejaran dilakukan anak-anak ini. Kecerian tampak jelas sekali di wajah Velin. Tak akan ada yang menyangka, jika seminggu sebelumnya, Velin ditinggalkan ibunya dan harus mengurusi dua adiknya yang berusia 6 dan 1 tahun, sendirian.
Saat berbincang dengan manadobacirita.com, partner resmi kumparan, Velin mengaku jika dirinya sudah biasa hidup mandiri sejak dirinya berusia 10 tahun. Bahkan, dirinya sudah biasa bekerja untuk mendapatkan uang jajannya sendiri.
Viral di Media Sosial Karena Ditelantarkan Ibunya
Velin Rosi Pontoh menjaga adik-adiknya saat ibunya pergi selama sepekan tanpa ada kabar. Velin, terpaksa tak bersekolah karena harus merawat adik-adiknya tersebut. (foto: facebook junita thomas)
28 Februari, akun facebook Junita Thomas yang merupakan Kepala Lingkungan Kelurahan Tumumpa Dua, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, memposting keberadaan 3 orang anak yang hanya tinggal tanpa orang tua di satu buah kontrakan di wilayahnya.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangannya di foto yang diunggah di Facebook, Junita menyebutkan jika orang tua dari ketiga anak untuk diberi informasi, karena anak yang bungsu sakit panas.
"Saya posting foto itu di facebook bukan karena ingin memviralkan orang tuanya. Tapi, kami bingung cari orang tuanya dimana. Ada nomor telepon tapi tidak aktif. Saya inisiatif taruh di facebook biar orang tuanya bisa baca," kata Junita Thomas, saat dihubungi Selasa (5/3).
Menurut Junita, masyarakat panik karena anak bungsu Amelia Silvina Pontoh yang masih berumur 1,5 tahun tetap mengalami panas tinggi, sekalipun telah dibawa ke dokter oleh masyarakat setempat.
"Kami benar-benar panik waktu itu. Kasihan melihat si bungsu sakit dan hanya mengurusi itu anak yang tua, Velin," kata Junita.
ADVERTISEMENT
Menurut Junita, dirinya kaget ketika postingannya menjadi viral dan kemudian jadi banyak sekali pihak yang menanggapi. "Terus terang tidak ada maksud lain, selain menemukan ibunya. Kami kasihan anak-anak ini," kata Junita kembali.
Velin Gantikan Peran Ibunya Selama Ditelantarkan
Kasus penelantaran anak yang dilakukan oleh NP alias Novi, ibu dari Velin Rosi Pontoh, Zivilia Anggraini Taib dan Amelia Silvina Pontoh, ternyata mengungkap cerita inspiratif dari Velin Rosi Pontoh, bocah 13 tahun yang kini menginjak sekolah dasar kelas 6 di SDN 72 Manado.
Selama ditelantarkan, Velin menjadi sosok kakak, ibu sekaligus pencari nafkah untuk kedua adiknya tersebut. Mulai dari bermain bersama adik-adiknya, mencari ikan dan memasaknya hingga menina bobokan adik terkecil yang masih berusia satu tahun, dilakoni bocah yang lahir di Papua, 14 Februari 2006 ini.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah bisa masak dari berapa tahun lalu. Saya bisa masak ikan woku, goreng saus dan kuah asam. Sayur juga saya bisa masak," kata Velin, saat berbincang dengan manadobacirita.com, partner resmi kumparan.
Velin menyebutkan, baru kali ini ibunya meninggalkan mereka sampai sepekan lamanya. Menurut Velin, walaupun sudah biasa ditinggalkan, biasanya tidak pernah lewat dari 2 hari. "Kadangkala sehari saja," tutur Velin.
Selama ditinggalkan itu, Velin yang mengambil peran ibunya itu di rumah kontrakan di Kelurahan Tumumpa itu.
Gara-gara sering ditinggalkan itu, sekolah Velin juga sedikit berantakan. Reynike Mandagi, SPd, Wali Kelas Velin di SDN 72 Manado menyebutkan, Velin seringkali tidak masuk sekolah.
"Sudah jadi kebiasaan Velin seringkali tidak masuk sekolah. Kami tetap mencarinya karena kan kasihan kalau sampai tidak ikut ujian. Kami, seringkali tanya, Velin hanya bilang jaga adik," kata Reynike.
ADVERTISEMENT
Velin sendiri tak hanya pintar memasak dan menjaga adik, dia juga punya semangat untuk mencari uang sendiri. Menurutnya, jika ada waktu luang dan adiknya tidak rewel, dirinya ke tempat pelelangan ikan untuk bekerja mengangkut keranjang ikan.
"Biasa di kasih orang di pelelangan Rp50 ribu sampai Rp100 ribu. Tergantung dari berapa banyak saya angkat itu keranjang ikan," tutur Velin.
Aktivitas Velin Rosi Pontoh di SD Negeri 72 Manado. Velin seringkali tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas. Menurut penuturan guru, sebelum kembali masuk sekolah Senin (4/3), Velin nyaris sebulan tidak masuk sekolah
Velin Sering Kena Pukul Ibunya
Tak hanya ditelantarkan, Velin ternyata seringkali dipukul oleh ibunya. Hal ini diungkapkan Kepala Lingkungan 2, Kelurahan Tumumpua Dua, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, Junita Mandagi. Menurutnya, mereka sempat menegur ibunya saat ketahuan memukul Velin.
"Biar bukan anak kami, kan itu anak-anak. Makanya kami marahi kalau dia mau pukul," kata Mandagi.
ADVERTISEMENT
Hal serupa juga diungkapkan para guru Velin di SD Negeri 72, Kelurahan Mahawu. Diceritakan Yelvin Antoni, wali kelas Velin saat duduk di kelas 5, Velin pernah datang ke sekolah dengan mata lebam dan sudah kehitaman.
"Waktu kami tanya pertama dia bilangnya jatuh. Tapi kan kami tahu memar jatuh dan dipukul. Kami desak, Velin mengaku. Kami panggil ibunya dan kami marahi karena ini perbuatan tidak baik," tutur Yelvin.
Kepala SD Negeri 72 Manado, Debby Jacob SPd mengatakan, pihak sekolah tidak bisa terlalu mencampuri urusan ke dalam keluarga para siswa. Tapi mereka juga berhak untuk menegur orang tua yang melakukan hal-hal yang tidak baik kepada para siswa, sekalipun itu anaknya sendiri.
"Velin itu murid pindahan sejak kelas 4 SD. Memang banyak absennya anak itu. Kami sekolah tetap mencari Velin karena kasihan anak ini," tutur Debby.
ADVERTISEMENT
Velin sendiri mengaku tetap menyayangi orang tuanya terutama ibunya. Menurut Velin, dirinya memang kerap kali dipukul ibunya. Tapi, Velin menyebutkan jika dirinya dipukul kalau ada alasan seperti berbuat kesalahan.
"Misalnya waktu lalu ada jual bensin dan uangnya dibawa lari orang. Mama pukul saya waktu itu. Tapi, saya tetap sayang," kata Velin.
Aman di Shelter P2TP2A Sulawesi Utara
Velin Rosi Pontoh kini bisa kembali tertawa lepas setelah sempat terlantar di kos-kosan bersama dengan kedua adiknya
Pasca viral kondisi Velin dan adik-adinya, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak-anak (P2TP2A) Provinsi Sulawesi Utara, langsung bergerak cepat untuk mengamankan ketiga anak yang terlantar tersebut.
Mereka langsung dibawa ke Shelter penampungan yang berada di Kelurahan Tikala Ares, Kecamatan Tikala, Kota Manado. Sementara, Amelia Pontoh si bungsu yang sakit, langsung dibawa ke rumah sakit AD RW Mongisidi di Teling.
ADVERTISEMENT
Esther, petugas dari P2TP2A menyebutkan, anak-anak yang mengalami kekerasan, penelantaran dan hal-hal yang mengancam keselamatan mereka, memang dibawa dan dipelihara sementara di shelter tersebut.
"Anak-anak dan perempuan harus diberikan perlindungan. Untuk kasus ketiga anak yang ditelantarkan ini, kami tetap akan mengurusinya sampai ada putusan yang pasti," kata Esther kembali.
isa anshar jusuf