Viral Anak Diisolasi Tanpa Orang Tua, Ini Penjelasan RS Darurat COVID-19 Sulut

Konten Media Partner
27 Juli 2021 10:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potongan video saat keluarga Aurel, seorang anak yang disebut harus diisolasi sendirian tanpa pendampingan orang tua, meminta agar Aurel bisa menjalani isolasi mandiri di rumah
zoom-in-whitePerbesar
Potongan video saat keluarga Aurel, seorang anak yang disebut harus diisolasi sendirian tanpa pendampingan orang tua, meminta agar Aurel bisa menjalani isolasi mandiri di rumah
ADVERTISEMENT
MANADO - Seorang anak berusia tujuh tahun disebut harus melakukan isolasi di salah satu rumah singgah di Sulawesi Utara, tanpa didampingi oleh orang tua. Tak hanya itu, beberapa informasi disebutkan jika anak tersebut sempat ditolak untuk dirawat di Rumah Sakit (RS) Darurat COVID-19 Bapelkes Manado.
ADVERTISEMENT
Kepala Rumah Sakit Lapangan Darurat COVID-19 Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Manado, dr Regina Tuwongkesong, angkat bicara terkait kejadian tersebut. Dirinya pun menyampaikan kronologi, hingga terjadi kejadian yang merugikan pihak keluarga tersebut.
Regina mengaku jika waktu kejadian tersebut adalah Sabtu (24/7) akhir pekan lalu. Saat itu, pihaknya mendapatkan rujukan 12 orang pelaku perjalanan menggunakan kapal laut, yang pemeriksaan rapid antigen reaktif. Dari 12 orang itu, ada tiga orang anak-anak.
Sesuai dengan standar, mereka harus menjalani isolasi, termasuk anak bernama Aurel, yang saat itu ditemani oleh adik dan ibunya. Namun, karena pasien di RS Lapangan Darurat Bapelkes lagi membludak, posisi yang tersedia hanya di Bangsal.
"Di bangsal ini, hanya tersedia beberapa tempat tidur. Saya bilang, Bangsal ini tidak memungkinkan untuk anak-anak tinggal, karena sudah ada orang dewasa yang tinggal. Dan aturannya memang tidak bisa anak-anak dicampur orang dewasa," kata Regina.
ADVERTISEMENT
Karena hal tersebut, Regina mengaku jika Aurel dan juga dua anak lainnya yang reaktif tak didaftarkan sebagai pasien di tempat itu. Selain itu, setelah mendapatkan petunjuk dari atasannya, Regina mengaku jika anak-anak yang tidak bergejala bisa melakukan isolasi mandiri lewat pengawasan ketat.
“Ada tiga orang anak, salah satunya Aurel. Setelah dikoordinasikan dan melihat situasi yang ada di RS Lapangan Darurat Bapelkes Manado, dan mendapatkan petunjuk pimpinan, diputuskan Aurel yang masih anak-anak dan rawan terhadap virus COVID-19 varian baru, sehingga diinstruksikan bisa menjalani isolasi mandiri di bawah pengawasan puskesmas terdekat dan satgas COVID-19 kelurahan,” katanya.
Menurut Regina, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Puskesmas di wilayah tempat tinggal Aurel yakni di Kabupaten di Minahasa Utara, untuk menyampaikan perihal ada seorang pasien OTG yang ingin menjalani isoman. Pihak Puskesmas itu pun menyampaikan telah siap untuk mengawasi Aurel dalam menjalani masa isoman di rumah.
ADVERTISEMENT
"Hal ini juga telah disampaikan ke pihak Keluarga Aurel dalam hal ini orang tuanya," kata Regina.
Namun demikian, Regina mengaku ada kesalahan yang dilakukan oleh petugas, sehingga bukannya dibawa pulang untuk menjalani isolasi mandiri, Regina dan kedua anak lainnya dibawa ke salah satu rumah singgah di Minahasa Utara.
"Terus terang ada kesalahan dari petugas kami. Untuk itu saya meminta maaf sehingga terjadi kesalahan seperti ini. Kejadian ini menjadi evaluasi untuk saya dan semua. Sekali lagi, kami memohon maaf ke keluarga atas hal itu," ujar Regina.
Regina juga meminta maaf atas keteledoran dari petugas yang menurutnya juga telah kelelahan, mengingat membludaknya pasien yang harus mereka rawat.
"Sekali lagi, kami memohon maaf atas kejadian ini," ujar Regina kembali
ADVERTISEMENT
febry kodongan