Warga Pulau Biaro Pakai Listrik Rp 100 Ribu, Ditagih Rp 700 Ribu

Konten Media Partner
7 Agustus 2019 22:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas melakukan pengecekan meteran listrik. (Foto: Dokumen kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melakukan pengecekan meteran listrik. (Foto: Dokumen kumparan)
ADVERTISEMENT
Warga yang tinggal di Pulau Biaro, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, merasa kecewa dengan kinerja PT PLN lantaran wilayahnya hanya dialiri listrik selama 12 jam per hari. Dengan keterbatasan nyala listrik tersebut, mereka sering kali dikenakan tagihan maksimal.
ADVERTISEMENT
Warga di pulau yang hanya memiliki lima desa itu meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk tidak hanya mengurusi pemadaman aliran listrik di separuh Jawa. Menurut mereka, kondisi listrik di wilayah mereka pun butuh perhatian khusus.
Seperti yang diceritakan Maria Badoa, salah satu tokoh masyarakat asal Biaro. Menurutnya, sekitar satu bulan lalu, dirinya pernah menyelesaikan persoalan tagihan listrik warga Biaro yang membengkak hingga Rp 700 ribu.
"Terus terang warga kaget dengan tagihan yang mencapai Rp 700 ribu. Soalnya, listrik hanya menyala 12 jam per hari, itu pun pada malam hari, di mana kalkulasinya hanya efektif digunakan selama 4 jam," kata Badoa, Rabu (7/8)
DPRD Kabupaten Sitaro terpilih itu menyebutkan, pihaknya telah memfasilitasi warga tersebut untuk melakukan pengaduan ke PLN terkait jumlah tagihan yang tidak wajar.
ADVERTISEMENT
"Dan benar saja, ketika di-cross check, tagihan yang bersangkutan itu hanya ada di kisaran Rp 100 ribu-an. Benar-benar sangat merugikan. Dari mana kemudian angka itu bisa didapatkan? Kinerja PLN memang perlu dievaluasi," kata Badoa.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Bob Wuaten, menyebutkan, Biaro menjadi satu-satunya daerah di Sitaro yang belum teraliri listrik 24 jam. Permasalahan tersebut sudah disampaikan pemerintah daerah ke PT PLN wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo (Suluttenggo), namun hingga kini belum ada program yang direalisasi.
"Kami berharap PLN mau benar-benar serius mengembangkan jaringan listrik di Biaro. Kalau bisa, alokasi tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR bisa diarahkan ke Biaro," pungkas Wuaten.
Sementara itu, Tim Manado Bacirita telah berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak PLN, namun hingga kini belum ada jawaban.
ADVERTISEMENT
franky salindeho