Warga Sulut Keluhkan Pembelian BBM Bersubsidi Pakai Jeriken, Ini Kata Pertamina

Konten Media Partner
13 September 2021 17:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas SPBU mengisi BBM non subsidi jenis Pertamax
zoom-in-whitePerbesar
Petugas SPBU mengisi BBM non subsidi jenis Pertamax
ADVERTISEMENT
MANADO - Warga Sulawesi Utara (Sulut) mengeluhkan praktek pembelian BBM bersubsidi (Premium) yang menggunakan jeriken, di sejumlah SPBU. Pasalnya, akibat hal itu, banyak warga umum yang kehabisan BBM premium yang dijual SPBU dengan harga subsidi.
ADVERTISEMENT
"Setiap ke SPBU selalu bensin habis, padahal baru satu jam ada mobil pertamina yang pasok bensin. Ternyata, SPBU sudah menjualnya ke orang-orang yang beli pakai jeriken. Kan ini bensin subsidi untuk warga, bukan untuk oknum-oknum pakai jeriken itu," kata Samuel, warga Kota Manado.
Menanggapi hal tersebut, Jr. Officer Communication & Relations Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Muhammad Iqbal Hidayatulloh, menjelaskan jika penjualan bensin di jeriken memang diperbolehkan.
Namun, Iqbal mengaku jika para pembeli jeriken itu harus memenuhi sejumlah syarat, di antaranya harus membawa surat rekomendasi dari instansi terkait dan yang diperuntukan untuk nelayan.
"Sesuai yang diatur dalam Perpres nomor 191 tahun 2014, pembelian premium (bensin subsidi) menggunakan jerigen itu diperbolehkan, khusus dengan syarat membawa surat rekomendasi dari semisal dinas pertanian, dinas kelautan yang diperuntukkan untuk nelayan dan sebagainya," ujar Iqbal.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Iqbal bilang, apabila ada SPBU yang dengan sengaja melakukan penjualan BBM subsidi tidak sesuai aturan tersebut, SPBU itu akan dikenakan sanksi tegas.
"Jadi kalau menemukan SPBU seperti itu (langgar aturan) di foto aja totem SPBU, foto buktinya dan kronologisnya. Nnti kita tindak lanjut di lapangan," kata Iqbal.
"Adapun sanksi yang akan diberikan kepada SPBU yang melanggar adalah pembinaan hingga dihentikan penyaluran produk subsidi selama beberapa waktu tertentu," ujarnya lagi.
febry kodongan