WNA yang Protes Suara Toa Gereja di Bunaken Manado Akhirnya Minta Maaf

Konten Media Partner
29 Agustus 2023 16:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
WNA asal Amerika saat meminta maaf karena melakukan protes terhadap suara toa (pengeras suara) di salah satu gereja yang ada di Bunaken, Kota Manado.
zoom-in-whitePerbesar
WNA asal Amerika saat meminta maaf karena melakukan protes terhadap suara toa (pengeras suara) di salah satu gereja yang ada di Bunaken, Kota Manado.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Warga Negara Asing (WNA) di Sulawesi Utara (Sulut) yang memprotes suara toa (pengeras suara) gereja yang digunakan menggalang dana hingga larut malam, akhirnya minta maaf.
ADVERTISEMENT
WNA asal Amerika bernama Tony Keene itu meminta maaf dengan cara membacakan pernyataannya di kantor Imigrasi Manado, Selasa (29/8). Saat itu, juga hadir Ketua Jemaat GMIM Patmos, gereja yang diprotes dan Kapolsek Bunaken Kepulauan.
Dalam pernyataannya, Tonny mengaku menyesal karena telah menyinggung salah satu organisasi gereja di Sulawesi Utara. Diketahui juga, jika kejadian itu terjadi pada Sabtu (19/8), di mana dirinya merasa terganggu karena pengeras suara gereja yang dipakai hingga larut malam.
Diakuinya, pada malam tersebut, dia melakukan kesalahan dengan melakukan konfrontasi dan mengadu kepada sekelompok kecil jemaat Gereja GMIM Bunaken, tentang kebisingan dari pengeras suara gereja yang digunakan untuk menggalang dana renovasi gereja. Kegiatan itu dilakukan setiap hari Sabtu pukul 20.00 Wita hingga 22.00 Wita.
ADVERTISEMENT
"Saya salah jika menggunakan istilah 'Mafia' yang tidak merujuk pada perilaku kriminal. Sebaliknya istilah 'Mafia' dapat digunakan untuk menggambarkan kelompok atau organisasi kuat yang terorganisasi dengan baik. Ini adalah referensi budaya Amerika tentang kata "Mafia". Saya tidak pernah bermaksud menyatakan bahwa GMIM adalah organisasi kriminal," kata Tony dalam bahasa Inggris.
Menurutnya, dia telah salah karena menggunakan penggunaan bahasa yang buruk, sehingga dia meminta maaf. Apalagi hal itu tidak sopan dan menunjukkan penilaian buruknya.
"Sebenarnya saya sangat lelah. Saya telah melakukan scuba diving dua kali sehari selama 7 hari, dan Minggu pagi saya hendak pulang ke Manado. Masalahnya, setiap pagi di Bunaken saya dibangunkan oleh pengeras suara GMIM antara pukul 04.30 hingga 05.00. Resor saya terletak di pinggir desa dan pengeras suara mengganggu tidur semua orang di resor," katanya.
ADVERTISEMENT
Diceritakannya, pada malam kejadian dia tidur lebih awal dan mencoba tidur. Tapi, yang dia selalu mendengar pengeras suara GMIM yang meminta uang. Setelah satu setengah jam mendengarkan jumlah uang dan nama orang, dia bangun dari tempat tidur dan menuju ke gereja.
"Saya sangat lelah, kesal dan merasa mengigau. Saya memahami bahwa saya seharusnya menggunakan polisi untuk menangani masalah ini dan di masa depan saya akan melakukannya. Saya berharap GMIM dan anggotanya menerima permintaan maaf saya yang tulus," ujarnya kembali.
manadobacirita