Golkar Kotim Dorong Perubahan Paradigma Penyusunan Anggaran

satumandau
borneoland
Konten dari Pengguna
6 Desember 2017 19:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari satumandau tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Golkar Kotim Dorong Perubahan Paradigma Penyusunan Anggaran
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Golkar Kotim Dorong Pengembangan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja
SATUMANDAU – Golkar Kotim dorong pengembangan perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja pada penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten Kotim.
ADVERTISEMENT
Sinar Kemala menyebutkan bahwa indikator keberhasilan pemerintah daerah setiap tahunnya bukan sejauh mana kemampuan penyerapan anggaran. Yang jauh lebih penting adalah sejauh mana program itu bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Ketua Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) ini mengatakan bahwa parameter keberhasilan program yang dilaksanakan dapat diimplemensasikan secara nyata dan kualitas pembangunan dapat dirasakan oleh masyarakat.
Fraksi Partai Golkar berpendapat untuk mendukung anggaran secara efektif maka pemerintah daerah perlu mengembangkan dan memaksimalkan perencanaan serta penganggaran berbasis kinerja. Tujuan utama dilakukannya ini adalah untuk mengubah paradigma tradisional yang berfokus pada penganggaran uang menjadi kinerja yang menitik beratkan pada perencanaan kegiatan.
Hal ini untuk menyikapi kondisi yang terjadi saat ini. Dengan kondisi keuangan daerah yang sangat kurang kuncinya adalah penggunaan anggaran yang efektif dan efisien. Ditegaskan oleh Sinar Kemala, bahwa orientasi anggaran selama ini hanya sekadar terserap dengan mengesampingkan kualitas. Penggunaan anggaran seperti itu adalah paradigma lama.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, komposisi APBD Kotim Tahun 2018 yang baru disahkan yakni pendapatan sebesar Rp1,70 triliun terdiri dari pendapatan Rp234 miliar, dana perimbangan Rp1,12 triliun pendapatan lain-lain Rp338,5 miliar. Sedangkan belanja tidak langsung Rp842,7 miliar, belanja langsung Rp 931 miliar dan defisit anggaran sekitar RP72,6 miliar atau 4,27 persen.
Serapan anggaran yang bagus tapi dalam tataran penggunaannya tidak sesuai dengan harapan, misalnya saja dalam pengerjaan kegiatan itu kualitasnya asal-asalan. Hal tersebut adalah kesia-siaan saja, hanya buang-buang uang negara.
[ sumber: SatuMandau.com ]