Perlunya Mewaspadai Hepatitis B dan C

Manik Sukoco
Senang membaca. Sesekali menulis.
Konten dari Pengguna
24 April 2017 15:05 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Manik Sukoco tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hepatitis (Foto: availclinical.com)
Data terbaru yang dirilis oleh WHO (21/4) megungkapkan bahwa diperkirakan 325 juta penduduk di seluruh dunia terinfeksi virus Hepatitis B kronis (HBV) atau Hepatitis C (HCV).
ADVERTISEMENT
Laporan WHO tersebut juga mengindikasikan bahwa mayoritas penduduk memiliki keterbatasan akses terhadap layanan pengujian maupun pengobatan penyakit hepatitis.
Akibatnya, jutaan orang mengalami perkembangan yang lambat. Bahkan beberapa di antara mereka harus mengalami penyakit hepatitis kronis, kanker, bahkan kematian.
Meningkatnya Angka Kematian
Hepatitis telah menyebabkan 1,34 juta kematian pada tahun 2015. Jumlah ini sebanding dengan kematian yang diakibatkan oleh penyakit tuberkulosis (TBC) dan HIV. Belakangan ini angka kematian akibat TBC dan HIV telah menurun, namun kematian akibat hepatitis terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Sekitar 1,75 juta penduduk baru terinfeksi HCV pada tahun 2015, sehingga jumlah total orang yang hidup dengan hepatitis C menjadi 71 juta orang.
Meskipun kematian akibat hepatitis secara keseluruhan meningkat, infeksi virus Hepatitis B Kronis (HBV) menurun berkat peningkatan cakupan vaksinasi HBV di antara anak-anak.
Secara global, 84% anak yang lahir pada tahun 2015 menerima 3 dosis vaksin hepatitis B yang direkomendasikan. Namun, diperkirakan 257 juta orang (kebanyakan orang dewasa) yang lahir sebelum diperkenalkannya vaksin HBV, hidup dengan infeksi hepatitis B kronis pada tahun 2015.
Epidemi di Daerah dan "Titik Rawan"
Tingkat Hepatitis B sangat bervariasi di seluruh wilayah yang menjadi jangkauan WHO. Wilayah Afrika dan Pasifik Barat memiliki beban terbesar.
ADVERTISEMENT
Berikut populasi yang menjadi tanggung jawab WHO:
Saat ini, suntikan yang tidak steril (tidak aman) di tempat perawatan kesehatan serta penggunaan narkoba dianggap sebagai penyebab utama menyebarnya virus Hepatitis C (HCV).
Prevalensi Hepatitis C (HCV) menurut WHO adalah:
ADVERTISEMENT
Akses Pengobatan yang Rendah
Saat ini tidak ada vaksin terhadap Hepatitis C (HCV) serta akses terhadap pengobatan untuk Hepatitis B Kronis (HBV) dan Hepatitis C (HCV) masih rendah.
Kebijakan Global Sektor Strategis WHO dalam persebaran virus hepatitis bertujuan untuk menguji 90% dan mengobati 80% penduduk yang terinfeksi HBV dan HCV pada tahun 2030. Laporan tersebut mencatat bahwa hanya 9% dari semua infeksi HBV dan 20% dari semua infeksi HCV baru didiagnosis pada tahun 2015.
Baru 8% dari mereka yang didiagnosis dengan infeksi HBV (1,7 juta orang) sedang menjalani pengobatan, dan hanya 7% dari mereka yang didiagnosis dengan infeksi HCV (1,1 juta orang) telah memulai pengobatan kuratif pada tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Infeksi HBV memerlukan pengobatan seumur hidup, dan WHO saat ini merekomendasikan obat tenofovir, yang sudah banyak digunakan dalam pengobatan HIV. Hepatitis C dapat disembuhkan dalam waktu yang relatif singkat dengan menggunakan antivirus DAA (direct-acting antivirals) yang sangat efektif.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa saat ini lebih banyak negara yang telah berpartisipasi untuk menyediakan layanan bagi penderita hepatitis serta warga yang membutuhkan.
Biaya tes diagnostik dapat ditekan menjadi kurang dari US $ 1 dan penyembuhan untuk hepatitis C membutuhkan biaya kurang dari US $ 200. Namun, data WHO tersebut dengan jelas menyoroti urgensi untuk mengatasi kesenjangan yang tersisa, baik dalam pengujian maupun perawatan.
ADVERTISEMENT
Kemajuan Negara
Laporan Hepatitis Global 2017 yang dirilis WHO menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan, beberapa negara mengambil langkah efektif untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi penderita hepatitis.
China mencapai cakupan yang tinggi (96%) untuk dosis vaksin Hepatitis B (HBV) yang tepat waktu dan mencapai tujuan pengendalian hepatitis B kurang dari 1% prevalensi pada anak di bawah usia 5 tahun pada 2015.
Mongolia memperbaiki penggunaan pengobatan hepatitis dengan memasukkan obat-obatan Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C (HCV) dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional, yang mencakup 98% populasi.
Mesir, penyedia obat generik telah berhasil menekan harga obat hepatitis C selama 3 bulan dari US $ 900 pada tahun 2015, menjadi kurang dari US $ 200 pada tahun 2016. Hari ini di Pakistan, biaya pengobatan penyakit ini hanya sebesar US $ 100.
ADVERTISEMENT
Peningkatan akses terhadap penyembuhan hepatitis C mendapat dukungan pada akhir Maret 2017, ketika WHO melakukan prakualifikasi bahan farmasi aktif generik, sofosbuvir. Langkah ini akan memungkinkan lebih banyak negara menghasilkan obat hepatitis yang terjangkau.
Baseline untuk Eliminasi
Laporan hepatitis Global 2017 yang dirilis WHO bertujuan untuk memberikan titik awal untuk upaya mengeliminasi penyakit hepatitis dengan menunjukkan statistik dasar tentang infeksi Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C (HCV), termasuk tingkat kematian dan tingkat cakupan intervensi kunci.
Hepatitis B dan C adalah 2 tipe utama dari 5 infeksi hepatitis yang berbeda, yang merupakan penyebab atas 96% keseluruhan kematian akibat hepatitis.
Melalui Pekan Imunisasi Dunia (24-30 April), WHO merekomendasikan penggunaan vaksin terhadap 26 penyakit, yang mencakup 3 jenis virus hepatitis yang dapat dicegah dengan vaksin (A, B dan E) dari 5 jenis virus hepatitis (A, B, C , D, E).
ADVERTISEMENT
Hari Hepatitis Dunia 2017 dan KTT Hepatitis Dunia 2017
WHO dan pihak-pihak terkait akan menyelenggarakan 2 prakarsa global untuk mengadvokasi perlunya penanganan terhadap penyebaran virus hepatitis. Hari Hepatitis Dunia 2017 akan diperingati pada tanggal 28 Juli dengan tema "Musnahkan Hepatitis".
Adapun World Hepatitis Summit 2017 (konvensi utama komunitas hepatitis global) akan diselenggarakan dengan kerja sama antara WHO, Pemerintah Brasil, dan Aliansi Hepatitis Dunia pada tanggal 1-3 November 2017 di São Paulo, Brasil.