Berburu Air Bersih di Pulau Buru
ADVERTISEMENT
Canda dan obrolan santai terdengar di aliran sungai kecil di balik bukit Desa Waengapan, Kecamatan Lolong Guta, Kabupaten Buru, Maluku. Gemercik air samar-samar ikut terdengar di desa komunitas adat yang terletak di Pulau Buru.
Sungai itu nampak ramai dipenuhi warga desa. Pria, wanita hingga anak-anak berbaur menjadi satu. Ada yang sibuk mencuci pakaian, mencuci perkakas, mencuci muka, hingga mengambil air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Meski tak jernih karena bercampur tanah, mereka tampak tak risih. Salah satu warga Desa Waengapan, Roki, mengatakan sungai yang berada di 300 meter dari pemukiman itu memang ramai setiap pagi.
"Kalau tidak ada airnya langsung ke sini (sungai)," kata Roki saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), beberapa waktu lalu.
Roki mengakui desanya memang sering kesulitan air bersih, meskipun sudah ada instalasi air bersih. Sebab, kata dia, memang tak ada aliran air dari instalasi tersebut. "Airnya dari atas, ada mata air di sana (bukit), tapi sekarang baru kering," ucapnya.
Ditemui terpisah, Kepala Desa Waengapan, Antonnius Nurlatu, juga mengakui hal tersebut. Menurutnya, sebenarnya ada 2 instalasi air bersih di Desa Waengapan, yang bersumber dari perbukitan dan dari daerah yang memiliki ketinggian lebih rendah dari desanya.
"Untuk yang dari atas (bukit), itu baru satu minggu mati, mungkin kering," ujar Antonnius.
ADVERTISEMENT
Instalasi air yang bersumber dari perbukitan ini sangat sederhana. Hanya tiang cor berisi paralon. Dan hanya ada 1 untuk sekitar 5 rumah.
Pemandangan itu berbeda dengan instalasi yang airnya bersumber dari daerah bawah Desa Waengapan. Instalasi ini dilengkapi dengan alat meteran air dan hampir setiap rumah memiliki. "Air dari sana (bawah) ada, tapi dari tampungannya tidak kuat, jadi tidak ada air ke sini," kata dia.
Antonnius menuturkan, keadaan tersebut sudah dilaporkan ke pemerintah kabupaten. Dia berharap, pemerintah di tingkat atas bisa memperhatikan keadaan desanya. "Saya lapor ke bupati, kemarin saya SMS karena ini kan buat masyarakat," ucap Antonius.
"Kami minta agar dibor, kalau bor di sini bagus airnya. Pakai penampungan baru dibagi ke rumah-rumah. Kalau begitu kan air tidak kering," imbuhnya.
ADVERTISEMENT