Habib Rizieq: Rebut Jakarta, Jangan Pilih Pemimpin Kafir

12 Maret 2017 0:54 WIB
ADVERTISEMENT
Habib Rizieq. (Foto: Reuters/Beawiharta)
Imam besar Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab, turut memberikan ceramahnya dalam peringatan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) ke-51 dan haul Presiden ke-2 RI, Soeharto. Acara itu digelar di Masjid At-Tin Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (11/3).
ADVERTISEMENT
Dalam ceramahnya itu, ia mengingatkan kepada ribuan jemaah untuk tidak memilih pemimpin kafir. Menurutnya, larangan memilih pemimpin nonmuslim tertera di dalam kitab suci Alquran, bukan semata untuk mempolitisasi salah satu pasangan calon Gubernur DKI Jakarta.
“Allah perintahkan pemimpin muslim yang beriman ya saudara-saudara. Allah larang kita pilih pemimpin kafir, ya jangan kita pilih dong. Saya bicara di sini tak bicara politik, saya bukan politisi. Larangan memilih pemimpin kafir itu tertulis di Alquran. Kalau kita takwa jangan sekali-kali kita lawan perintah Allah. Kok katanya politisasi? Yeee, gagal paham. Tahu namanya gagal paham?” ujarnya.
Rizieq menuturkan, memilih pemimpin muslim tidak melanggar konstitusi. Pasalnya, dasar negara yang dimiliki Indonesia adalah Pancasila dengan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional. Perbuatan yang bertentangan dengan nilai ketuhanan-- yang dianut setiap warga negara, yaitu Tuhan Yang Maha Esa tidak boleh dilegitimasi.
ADVERTISEMENT
“Memilih pemimpin Islam itu apa melanggar konstitusi? Dasar negara ini adalah Pancasila dan landasan konstitusionalnya UUD 1945. Saya mau tanya, Tuhan Yang Maha Esa itu siapa?”
Serentak ribuan jemaah menjawab pertanyaan tersebut dan menyerukan nama Tuhannya, “ALLAH!!!”
“Komunisme, marxisme, liberalisme, leninisme, itu bertentangan semua dengan nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa. Enggak boleh dilegitimasi, dilegalisasi di Indonesia,” ujar Rizieq.
Rizieq menjelaskan, masyarakat Jakarta harus bertakwa kepada Allah dengan memilih pemimpin muslim jika ingin kotanya selalu diberkahi.
“Kalau malam ini Rizieq dibunuh, karena bela agama Islam Alquran, besok ada ribuan ulama kiai yang akan perjuangkan agama ini. Kalau ada pemuda seperti itu, Demi Allah akan muncul pemuda-pemuda lain yang siap berjihad. Siap berjuang? Bela Islam? Bela negara, bela Alquran, NKRI?” kata Rizieq. Jemaah pun berseru kompak “Siap!!!”.
ADVERTISEMENT
Rizieq bersikeras seluruh ucapannya kali ini tidak akan mengarah kepada dugaan makar atau pun kriminalisasi. Menurutnya, hal itu justru akan terlihat seperti menyerang Islam.
“Kita umat Islam enggak ada yang anti-NKRI, antibineka, dan melakukan makar. Karena itu dibilang kriminalisasi. Setop itu semua, sebab umat Islam cinta kepada NKRI, Pancasila dan UUD 1945. Kalau umat Islam terus dizalimi, jangan salahkan mereka akan lakukan perlawanan, jangan sekali-sekali menyerang Islam,” ujarnya.
Pantauan kumparan (kumparan.com), jemaah mulai membubarkan diri pukul 23.45. Para tokoh besar dan ulama lain pun turut berangsur meninggalkan Masjid At-Tin.
Habib Rizieq datang peringatan Supersemar. (Foto: Mustaqim Amna/kumparan)