Jokowi Selamat, Ada Lega yang Sama Saat Soeharto ke Bosnia

30 Januari 2018 15:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Soeharto. (Foto: Reuters.)
zoom-in-whitePerbesar
Soeharto. (Foto: Reuters.)
ADVERTISEMENT
Ada sebuah perasaan lega ketika Presiden Joko Widodo menginjakkan kaki di tanah air. Presiden Indonesia itu pulang dengan selamat dari Afghanistan, negara yang akrab dengan ledakan bom.
ADVERTISEMENT
Enam jam saja kunjungan Jokowi ke Kabul sudah bikin berdebar rakyat Indonesia. Bagaimana tidak, beberapa jam sebelum Jokowi mendarat, pangkalan militer Kabul diserbu. Dua hari sebelumnya, bom mobil ambulans meledak, menewaskan 103 orang.
Jangan dilewatkan peristiwa 20 Januari lalu, sembilan hari sebelum Jokowi datang. Hotel Inter-Continental Kabul saat itu diserbu Taliban, 42 orang tewas.
Maka dari itu, tidak salah jika banyak warga Indonesia yang girang saat mengetahui Jokowi selamat. Kegembiraan ini diungkapkan para netizen di Twitter. Mereka mengaku terharu melihat Jokowi pulang.
Kiranya, kelegaan inilah yang dirasakan rakyat Indonesia ketika Presiden Soeharto tiba di Kroasia setelah mengunjungi Bosnia. Bosnia, di tahun 1990-an tengah dilanda konflik hebat, wilayah berbahaya bagi semua orang --kepala negara asing sekalipun.
ADVERTISEMENT
Genosida terjadi di Bosnia-Herzegovina. Lebih dari 8.300 warga Muslim Bosnia dibantai oleh tentara Serbia Bosnia pimpinan Ratco Mladic. Baru pada 2017 --tepat 22 tahun kemudian-- Mladic divonis seumur hidup atas kejahatan perang dan kemanusiaan.
Soeharto ke Bosnia. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Soeharto ke Bosnia. (Foto: Dok. Istimewa)
Kala itu, Soeharto adalah salah satu pemimpin yang vokal menentang pembantaian warga Bosnia. Usai berkunjung ke Balkan pada 1995, Soeharto secara tiba-tiba, mengatakan ingin bertolak ke Sarajevo, ibu kota Bosnia-Herzegovina, untuk melihat korban dan memberikan dukungan moral.
Mengutip buku The 'Pak Harto The Untold Stories' yang diterbitkan pada 2011, rencana ini bikin rombongan terkejut. Pasalnya, baru saja terdengar kabar pesawat Utusan Khusus PBB Yasushi Akashi ditembaki ketika menuju Bosnia.
Soeharto ke Bosnia. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Soeharto ke Bosnia. (Foto: Dok. Istimewa)
Paus dan Presiden Turki juga diganggu Serbia. Terlebih, baru Presiden Perancis dan Pakistan saja yang berhasil menginjak tempat itu di tengah konflik.
ADVERTISEMENT
Bahkan PBB setengah hati memberi izin Soeharto. Dia harus menandatangani surat pernyataan risiko. Dalam artian, PBB lepas tangan jika terjadi sesuatu terhadapnya. Namun, Soeharto tak peduli. Dia tetap berangkat dari Zagreb, Kroasia.
Soeharto di Sarajevo selama enam jam, waktu yang sama seperti Jokowi mengunjungi Afghanistan. Selama enam jam itu pula, wartawan Indonesia memantau dengan harap-harap cemas di Zagreb.
Jika terjadi sesuatu pada Soeharto, akan jadi berita besar, tapi, berita yang menyedihkan.
"Konon putri Pak Harto, Mamiek, berkali-kali dari Indonesia menelepon Ibu Tien (istri Soeharto) ke Hotel Intercontinental Zagreb, di lantai 15. Rasa was-was rombongan yang menunggu tak dapat dipungkiri. Saat itu bisa dibayangkan ‘bila terjadi apa-apa’, apakah kami akan pulang dengan rombongan yang tak lengkap lagi?" kata mantan wartawan istana era Soeharto, Linda Djalil, dalam tulisannya di Soeharto.co.
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran itu tidak terbukti. Soeharto pulang dengan selamat ke Zagreb, disambut riuh gembira para wartawan yang telah lama menunggu. Kegembiraan itu, kata Djalil, diungkapkan dengan berteriak, bersiul, bertepuk tangan, berkali-kali mengucap "Alhamdulillah."
"Begitu Pak Harto muncul, aturan protokoler seakan sudah tak ditaati lagi oleh rombongan wartawan. Serempak semua berteriak, 'Selamat Pak Harto.. bagaimana Bapak di sana? Selamat..! Selamat..!'" tulis Linda.
Soeharto juga seakan mengerti kegalauan orang-orang yang menunggunya. Menurut Linda, jarang sekali Soeharto menanggapi reaksi wartawan. Tapi kali itu, dia mengucapkan "terima kasih" beberapa kali sebelum naik ke mobil rombongan pengawal.
Linda mengakui, saat itu mereka lega luar biasa. "Perjalanan ‘berani mati’ usai sudah. Beban semua pihak juga bagai tercabut dari pundak masing-masing. Ada rasa ringan dan lagi-lagi senyum di sana-sini," tulisnya.
ADVERTISEMENT
Apa yang dirasakan Linda kala itu bisa dibilang mewakili kelegaan sebagian warga Indonesia, saat mengetahui Presiden Jokowi kembali ke tanah air dengan selamat dari Afghanistan.