Kejahatan Siber di Bali, Polisi Ringkus 31 WNI dan WN China

30 Juli 2017 1:43 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggerebekan pelaku siber di Bali. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penggerebekan pelaku siber di Bali. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tim Satuan Tugas Counter Transnational Organized Crime Polda Bali bersama Kepolisian China melakukan penggerebekan dan penangkapan di rumah kontrakan di Perumahan Puri Bendesa lingkungan Mumbul, Kelurahan Benua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (29/7).
ADVERTISEMENT
Dilansir Antara, polisi berhasil meringkus 31 orang dari penggerebekan tersebut. Dengan rincian, 17 orang merupakan warga negara China, 10 orang warga negara Taiwan, dan 4 orang warga negara Indonesia. Mereka diduga terlibat sindikat penipuan dan pemerasan internasional melalui telepon.
Saat penangkapan dilakukan, dua di antara mereka sempat melarikan diri. Akibatnya, keduanya mengalami luka-luka di bagian kaki dan kepala.
Berdasarkan laporan masyarakat sekitar, rumah milik orang asli Denpasar itu memang dijadikan vila, lalu disewa oleh para terduga pelaku. Namun, Kepala lingkungan Mumbul, Nusa Dua, Bali, Wayan Astawa mengatakan, situasi vila selalu tampak sepi dan digembok dari dalam.
"Beberapa kali kami melakukan pendataan penduduk pendatang memang vila selalu sepi dan digembok," ujar Wayan.
Penggerebekan pelaku siber di Bali. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penggerebekan pelaku siber di Bali. (Foto: Dok. Istimewa)
Sejumlah barang bukti berhasil disita dari penangkapan tersebut, di antaranya 38 telepon rumah, 25 buah modem, 7 buah router, 10 buah laptop, 8 buah telepon genggam Panasonic, seperangkat CCTV, dan 6 paspor.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, polisi juga berhasil menangkap puluhan warga negara China dan Taiwan di Pondok Indah Jakarta Selatan, dan Surabaya dengan kasus serupa. Di Pondok Indah, mereka menangkap 29 warga negara China dan mengamankan sejumlah barang bukti berupa puluhan tablet, kalkulator, dua monitor, modem, dan beberapa radio Handy Talky. Wakil Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Didik Sugiarto menduga, peralatan elektronik itu dikirim langsung dari China.
"Sepertinya begitu, soalnya ini bahasa di gadgetnya bahasa China," kata Didik.
Sedangkan di Surabaya, Tim Satuan Tugas Khusus Kepolisian Republik Indonesia bersama Kepolisian China, melakukan penggerebekan di tiga lokasi perumahan Bukit Darmo Golf.
Penggerebekan pelaku siber di Bali. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penggerebekan pelaku siber di Bali. (Foto: Dok. Istimewa)
Modusnya, para pelaku akan mengaku sebagai polisi atau jaksa, dan mengancam para korban yang sedang terlibat kasus tertentu untuk mengirimkan sejumlah uang. Dengan jaminan, kasus mereka akan dibekukan.
ADVERTISEMENT
"Korban dijanjikan bahwa kasusnya akan dibekukan dengan jaminan korban mengirimkan sejumlah uang ke rekening yang sudah dipersiapkan oleh pelaku. Setelah korban mengirimkan dan menyadari ia sudah ditipu, mereka melaporkan peristiwa tersebut ke Kepolisian China," kata Kapolres Depok Kombes Herry Heryawan yang memimpin penggerebekan dalam keterangan tertulisnya.
Diduga, tiga kasus kejahatan siber ini berasal dari sindikat yang sama.