Polisi Kejar WNI yang Diduga Menyewa Markas Persembunyian 29 WN China

29 Juli 2017 23:27 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggerebekan WN China di Pondok Indah (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penggerebekan WN China di Pondok Indah (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tim penyidik Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengamankan 29 warga negara China yang diduga terlibat sindikat penipuan siber dan pemerasan lintas negara. Mereka digerebek di tempat persembunyiannya, yaitu rumah mewah di Jalan Sekolah Duta Raya, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (29/7).
ADVERTISEMENT
Dalam pengakuannya, mereka menyewa rumah tersebut sejak Maret 2017. Rumah itu disewa oleh orang berstatus Warga Negara Indonesia (WNI).
"Informasi sementara mereka ngontrak di sini dengan menggunakan identitas warga negara Indonesia, warga negara Indonesia ini sedang kita kejar," kata Wakil Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Didik Sugiarto di lokasi.
Barang Bukti Penggerebekan di Pondok Indah (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Barang Bukti Penggerebekan di Pondok Indah (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Selain ke 29 orang warga negara China tersebut, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa puluhan tablet, kalkulator, dua monitor, modem, dan beberapa radio Handy Talky. Selain itu, 10 bilik kayu berukuran 100 kali 50 sentimeter yang dilapisi oleh busa kedap suara juga ikut diamankan.
Didik menduga, peralatan elektronik itu dikirim langsung dari China. "Sepertinya begitu, soalnya ini bahasa di gadgetnya bahasa China," kata Didik.
ADVERTISEMENT
Saat digerebek, polisi mendapati setiap pintu dan jendela rumah yang dilapisi dengan busa kedap suara. Busa-busa ini diduga bertujuan untuk menyamarkan suara dari aktivitas para warga negara China di dalam rumah itu.
Penggeledahan di Pondok Indah (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penggeledahan di Pondok Indah (Foto: Istimewa)
"(Busa) ini diduga untuk menyamarkan kegiatan di dalam rumah ya," ujar Didik.
Didik mengatakan, timnya juga bekerjasama dengan kepolisian China untuk mendalami tindak kejahatan tersebut, termasuk kemungkinan adanya orang Indonesia yang turut menjadi korban.
Sejak pukul 15.00 WIB hingga malam ini, polisi masih melakukan proses identifikasi terhadap ke 29 warga negara China tersebut.