Benarkah Pernikahan dengan Jarak Umur yang Jauh Rentan Perceraian?

21 Maret 2017 9:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Iustrasi perceraian. (Foto: Pixabay)
Pernikahan menjadi sebuah tujuan bagi pasangan yang memadu kasih bersama. Tak ayal, kasih sayang yang tumbuh di antara keduanya menjadi motor penggerak utama untuk meluluhlantakkan setiap batasan yang kerap kali menghalangi. Batasan ruang, waktu, hingga kelas pun rasanya sudah tidak relevan lagi bagi kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana dengan batasan usia yang terpaut begitu jauh antara kedua insan yang tengah merajut benanr-benang kehidupan?
Pernikahan dengan beda usia yang jauh nampaknya terdengar tak lazim. Ketika pada umumnya pasangan menikah dengan jarak umur bulanan atau hitungan tahun, pasangan yang menikah dengan paut umur belasan hingga puluhan tahun akan dipandang ‘tak wajar’. Tak hanya masalah kewajaran, terdapat pula premis bahwa pernikahan seperti ini akan lebih rawan dengan perceraian.
Namun sesungguhnya, apa betul memang tak wajar ketika dua pasangan yang menikah dengan paut umur jauh itu tidak wajar? Betulkah ia akan rawan bercerai?
Dalam penelitian yang dibuat oleh Wilson dan Smallwood, pernikahan dengan perbedaan umur adalah sesuatu yang wajar dan umum saja terjadi. Tidak ada ‘alasan’ untuk melihatnya dengan sebelah mata. Penelitian ini dibuat dengan menggunakan data perceraian di Inggris dan Wales dalam kurun tahun 1963 - 2005.
ADVERTISEMENT
Di dalam penelitian tersebut, ditemukan fakta bahwa pernikahan yang memiliki jarak umur jauh umumnya dilakukan dengan konstelasi sang suami yang lebih tua dibandingkan dengan perempuan. Walau tak jarang juga bahwa pernikahan ini pun dilakukan oleh perempuan yang lebih tua dan laki-laki yang lebih muda.
Penelitian tersebut pun menemukan fakta lain yang juga menarik: angka perceraian yang terjadi di dalam pernikahan dengan jarak umur yang jauh umumnya rendah dibandingkan dengan mereka yang menikah dengan jarak umur yang dekat.
Apa alasannya?
Karena pernikahan dengan jarak umur yang sangat jauh sudah lebih dulu harus berpisah dengan kematian, ketimbang harus memisahkan diri melalui jalur perceraian.
Fakta ini, mungkin terdengar lucu. Namun, penelitian tersebut memang menemukan gambaran bahwa pernikahan dengan jarak umur lebih tua cenderung lebih cepat dan ‘dekat’ dengan kemungkinan bahwa salah satu pasangan akan ditinggalkan karena pasangan yang lebih tua menemui ajalnya. Namun, bukan berarti bahwa angka perceraian menjadi nihil. Dengan berbagai bentuk konflik yang masih mungkin terjadi, pernikahan dengan jarak umur yang jauh pun masih berpotensi untuk bercerai --walau angkanya lebih kecil ketimbang kemungkinan bertemu ajal lebih dahulu-.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pasangan. (Foto: Pixabay)
Dengan fakta mengenai perceraian tersebut, sampailah kepada konklusi bahwa sesungguhnya pernikahan yang memiliki perbedaan usia jauh tidak secara langsung terasosiasi dengan kemungkinan perceraian. Dengan kata lain, tidak bisa diambil kesimpulan bahwa pernikahan dengan jarak umur yang jauh akan lebih ‘rentan’ dengan perceraian.
Terlepas dari seluruh rangkaian penelitian dan fakta yang ada, hubungan yang terjadi antara dua manusia akan selalu menjadi hubungan yang dinamis dan cair. Segala bentuk kuantifikasi dari sebuah hubungan tidak akan pernah bisa menjelaskan secara pasti mengenai kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam hubungan tersebut. Jadi, setiap hubungan yang terjadi, sejauh apapun jarak umurnya, sudah selayaknya dipandang sebagai hubungan yang ‘wajar’ saja terjadi dan tentunya tidak bisa semata-mata disamakan dengan hubungan yang lain.
ADVERTISEMENT