Jodohmu di Jagat Maya: Bertemu Kekasih via Ragnarok dan Tinder

12 Juni 2017 12:32 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kecanduan game online. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecanduan game online. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Dunia sudah berubah.
Bayangkan, bertemu kekasih pun bisa dilakukan selagi saling bunuh karakter di online game. Setidaknya, ini pengalaman Ria, seorang pemain ulung dalam Ragnarok Online, saat ia masih duduk di bangku SMA. Kala itu, permainan Ragnarok tengah populer.
ADVERTISEMENT
“Ketemu (pacar) dari Ragnarok,” kata Ria (bukan nama sebenarnya) kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (9/6).
Kisah Ria diawali sekitar tahun 2007, ketika dia dan kekasihnya bertemu di Ragnarok Fun and Chat. Hubungan berawal ketika Ria --lewat karakter yang ia mainkan-- sedang sendiri menjelajah tanah Prontera, sebuah wilayah yang kerap menjadi pusat pertemuan seluruh karakter pemain Ragnarok.
Di sana, Ria duduk tenang sendirian, sampai kemudian muncul pemain lain yang duduk di sebelahnya. Pemain laki-laki dengan nama karakter “Ronuba” menghampiri dan mengajak Ria berkenalan.
“Aku langsung suka, karena karakter dia udah job 2, tandanya udah mahir,” kata Ria.
“Ronuba” akhirnya mengajak Ria untuk menjelajah dan berperang di dunia maya. Keduanya mudah akrab karena memiliki ketertarikan yang sama, dan cukup sering menghabiskan waktu bersama untuk bermain Ragnarok.
ADVERTISEMENT
Ria dan Ronuba lantas bertukar nomor telepon. Awalnya berbincang untuk sekadar bertanya tentang trik permainan, hingga akhirnya berlanjut ke arah yang lebih pribadi.
Keduanya makin intens menjalin komunikasi di luar permainan online. Mereka seakan sudah kenal begitu lama, walau nyatanya belum pernah sekalipun bertemu.
Obrolan yang semula dilakukan via SMS pun berpindah menjadi pesan suara dan telepon.
Ilustrasi penipuan via sms. (Foto: Pexels.)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penipuan via sms. (Foto: Pexels.)
Ronuba akhirnya jadi pacar Ria --bahkan walau mereka tak pernah bertemu. Sebab rasa nyaman terus tumbuh di hati keduanya selama mereka rutin bermain Ragnarok.
Hubungan itu akhirnya kandas setelah Ria tak lagi bermain Ragnarok. Dan sampai berpisah pun, Ria tak pernah sekalipun bertemu dan bertatap muka fisik dengan Ronuba.
ADVERTISEMENT
“Gak pernah ketemu hehe,” ujar Ria.
Cerita cinta via Ragnarok juga dialami Rina (juga bukan nama sebenarnya). Bedanya, pada Rina, yang maya mewujud nyata.
Hubungan yang dijalani Rina dan Alex sempat beranjak menjadi sebuah hubungan nyata.
“Awalnya bertemu di Ragnarok. Waktu itu, aku lagi gila-gilanya main dan butuh support dari karakter lain agar karakterku bisa naik level,” kata Rina.
Saat itulah ia bertemu dengan Alex, karakter lain yang cocok dengan karakternya.
“Waktu itu karakterku assassin, lagi butuh bantuan dari karakter lain yang punya supporting skill. Kebetulan karakter dia punya skill itu. Jadi kita main bareng,” ujar Rina.
Pernikahan di Ragnarok (Foto: Youtube: PowehButton)
zoom-in-whitePerbesar
Pernikahan di Ragnarok (Foto: Youtube: PowehButton)
Rina dan Alex saling bertukar nama Friendster untuk berbalas pesan melalui fitur wall to wall. Setelah merasa cukup aman dan nyaman dengan kedekatan mereka, keduanya lantas bertukar nomor telepon untuk mengatur janji bermain bersama.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya, janji bermain Ragnarok bersama perlahan dibarengi janji temu atau sekadar bertelepon menjelang tidur. Beberapa waktu kemudian, Rina dan Alex sepakat untuk memberi label hubungan mereka dengan status “pacaran”.
Hubungan berlanjut walau tren bermain Ragnarok telah berlalu. Tiga tahun bersama Alex menjadi kenangan hidup Rina meski kini ia tak lagi berpacaran dengannya.
Permainan di Ragnarok. (Foto: Wikimedia Commons.)
zoom-in-whitePerbesar
Permainan di Ragnarok. (Foto: Wikimedia Commons.)
Permainan online seperti Ragnarok memang kerap digunakan untuk mencari pasangan, terutama karena keunggalan fitur fun and chat yang ditawarkan sehingga memudahkan para pemain untuk saling bertukar pesan dengan pemain lain.
Rina dan Ria hanya dua contoh dari entah berapa pasangan lain yang menemukan kekasih melalui permainan online.
ADVERTISEMENT
Teknologi terus berkembang canggih dan masif, dan tren yang bergulir berubah cepat. Dulu, permainan online menjadi salah satu sarana untuk mencari pasangan, kini sudah ada kanal dan aplikasi khusus yang dikembangkan sebagai tempat mencari pasangan --serupa biro jodoh, hanya kini goes online.
Salah satu aplikasi yang banyak digemari adalah Tinder. Diunduh sebanyak 50 juta kali dan digunakan oleh 2,1 juta pengguna, Tinder menjadi salah satu aplikasi yang dimanfaatkan untuk mencari pasangan, mulai dari yang bersifat sementara hingga yang siap dibawa menuju pelaminan.
Tampilan aplikasi Tinder. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan aplikasi Tinder. (Foto: Wikimedia Commons)
“Zaman sekarang, laki tuh udah bukan harta, tahta, wanita, tapi harta, tahta, tinderella!”
Begitu celetuk Dani yang mengalami asyiknya mencoba peruntungan via Tinder.
“Gue juga ketemu pacar gue sekarang dari Tinder,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Hubungan Dani dan kekasihnya yang semula sebatas maya, berlanjut nyata dengan bertemu, dan kini mereka sepakat hendak dibawa ke pelaminan.
Mencari cinta via Tinder memang bukan barang baru untuk kaum urban modern saat ini. Terlebih, kemudahan dan kecepatan akses informasi membuat pengguna punya beragam pilihan. Calon yang dirasa tak cocok, bahkan bisa langsung dieliminasi.
Melakukan panggilan telepon (Foto: reinke.com)
zoom-in-whitePerbesar
Melakukan panggilan telepon (Foto: reinke.com)
Di Tinder, jika kita menemukan sosok yang menarik hari, tinggal swipe untuk mengulik lebih jauh tentangnya, lantas kalau cocok bisa bertukar pesan, dan akhirnya bertemu.
Amat mudah. Semua dalam “genggaman” tangan.
Sungguh berbeda dengan zaman dulu ketika jodoh baru ditemukan, bila tak dijodohkan, ya dengan aktif mencari atau membuka/memajang diri di ruang publik.
ADVERTISEMENT
Kisah cinta lewat Tinder juga dialami Dara. Tekanan dari keluarga terhadap dirinya untuk segera berpasangan menjadi salah satu dorongan mencoba peruntungan di Tinder.
Di sana, ia melihat berbagai sosok dengan bermacam karakter. Ia pun perlahan mulai menyisir figur untuk menemukan siapa kiranya pasangan yang paling pas untuknya.
Walau disodori banyak pilihan, Dara berhati-hati dalam memilih siapa yang hendak ia sukai.
“Tetap hati-hati dan gak asal swipe. Ngeri juga kalau asal swipe terus ternyata predator,” kata Dara.
Dara sempat bertemu secara langsung dengan beberapa pria yang ia kenal melalui Tinder. Namun kerap terdapat ketidakcocokan, sehingga sampai saat ini ia masih terus mencari dengan sabar.
ADVERTISEMENT
Bagaimana denganmu? Punya cerita serupa? Share di kumparan, yuk!