Protes Ribuan Demonstran Menentang Hate Speech di Boston

20 Agustus 2017 5:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bentrokan di Virginia AS (Foto: REUTERS/Joshua Roberts)
zoom-in-whitePerbesar
Bentrokan di Virginia AS (Foto: REUTERS/Joshua Roberts)
ADVERTISEMENT
Ribuan orang di Boston memprotes sebuah demonstrasi "Free Speech" yang menampilkan para pembicara sayap kanan pada hari Sabtu (19/8), dengan ratusan polisi dimobilisasi untuk mencegah terulangnya kekerasan yang menyebabkan seorang wanita meninggal dalam sebuah demonstrasi supremasi kulit putih Virginia pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, ratusan pemrotes yang berada di taman umum Boston yang bersejarah percaya acara tersebut bisa menjadi platform propaganda rasis yang mengecilkan beberapa lusin peserta reli.
Jumlah pemrotes cenderung membengkak secara eksponensial sebagai sebuah demonstrasi dengan ribuan orang lagi yang akan bergabung.
Sekitar 500 petugas polisi memasang barikade untuk mencegah kendaraan memasuki taman nasional, yang tertua di negara itu. Untuk menjaga agar kedua kelompok terpisah, mereka juga membentuk barisan di sekitar lokasi demonstrasi tersebut.
Bentrokan akhir pekan lalu di Charlottesville, Virginia, dengan korban seorang perempian terbunuh dalam insiden mobil yang menerjang saat demonstrasi, meningkatkan ketegangan rasial yang telah meradang oleh kelompok supremasi kulit putih yang demo secara lebih terbuka dalam demonstrasi di seluruh Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Nasionalis kulit putih berkumpul untuk mempertahankan patung Robert E. Lee, yang memimpin tentara Konfederasi pro-perbudakan selama Perang Saudara, yang berakhir pada tahun 1865.
Penyelenggara demonstrasi hari Sabtu di Boston telah mengecam pesan supremasi kulit putih dan kekerasan Charlottesville, serta mengatakan acara mereka akan berlangsung damai.
"Intinya adalah untuk memiliki pidato politik dari seluruh spektrum, konservatif, libertarian, sentris," kata Chris Hood, seorang penduduk Boston berusia 18 tahun yang berdiri di antara kerumunan beberapa lusin orang yang berencana untuk bergabung dengan demonstrasi.
"Ini bukan tentang Nazi. Jika ada Nazi di sini, saya akan memprotes mereka." kata Hood.
Bentrokan di Virginia AS (Foto: REUTERS/Joshua Roberts)
zoom-in-whitePerbesar
Bentrokan di Virginia AS (Foto: REUTERS/Joshua Roberts)
Kekerasan akhir pekan lalu memicu krisis domestik terbesar bagi Presiden A.S. Donald Trump, serta memicu kemarahan di spektrum politik karena tidak segera mengutuk nasionalis kulit putih dan untuk memuji "orang-orang yang sangat baik" di kedua sisi pertarungan tersebut.
ADVERTISEMENT
Walikota Boston Marty Walsh telah meminta pemrotes untuk menghindari Boston Common, mengatakan bahwa kehadiran mereka akan menarik lebih banyak perhatian pada aktivis sayap kanan. Dia bergabung dengan kerumunan ribuan orang yang berkumpul di lingkungan Boston Roxbury yang bersejarah pada awal hari Sabtu.
"Tanda dan pesan sejauh ini pagi ini adalah tentang cinta dan kedamaian," kata Walsh kepada wartawan. "Itu pesan bagus."
Monica Cannon, penyelenggara pawai "Fight White Supremacy", mengatakan bahwa ini adalah langkah yang diperlukan.
"Mengabaikan masalah tidak pernah menyelesaikannya," kata Cannon dalam sebuah wawancara telepon. "Kita tidak bisa terus mengabaikan rasisme."
Pembicara dalam demonstrasi Free Speech tersebut mencakup Kyle Chapman, seorang aktivis California yang ditangkap pada sebuah demonstrasi di Berkeley awal tahun ini yang berubah menjadi kekerasan, dan Joe Biggs, yang sebelumnya menggarap sebuah situs konspirasi sayap kanan Infowars.
ADVERTISEMENT
Antonio Vargas, seorang siswa berusia 20 tahun di Gordon College, mengikuti demonstrasi tersebut.
"Saya percaya pada persamaan," kata Vargas. "Saya percaya ras seharusnya tidak menentukan pola hidup Anda atau hasil dari hidup Anda.
"Tiba saatnya untuk berdiri dan tidak diam." tutup Vargas.