Ahmad Rizki, Difabel Asal Banyuwangi yang Inspiratif dan Jago Lukis

30 November 2017 15:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahmad Rizki Fauzi (Foto: Instagram/@riss_kei)
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Rizki Fauzi (Foto: Instagram/@riss_kei)
ADVERTISEMENT
Orang dengan keterbatasan fisik atau yang biasa disebut penyadang disabilitas tidak melulu harus bergantung pada orang lain. Mereka bisa mandiri dan menghasilkan karya.
ADVERTISEMENT
Ahmad Rizki Fauzi salah satunya. Pria asal Banyuwangi, Jawa Timur itu dengan keterbatasan fisiknya mampu melawan rasa keputusasaan hidup dengan kreativitas.
Berangkat dari hobinya menggambar, Rizki akhrinya memutuskan untuk berkarier sebagai pelukis. Hobi melukis ini sudah ditekuni Rizki sejak Sekolah Dasar (SD), meski awalnya sempat membuat dia putus asa karena tidak percaya diri dengan keahlian serta kondisi fisiknya.
"Saya suka menggambar awalnya dari kelas 4 atau 6 SD, tapi merasa kurang percaya diri karena waktu SD banyak saingan 10 anak jago gambar. Sedangkan saya dengan kondisi seperti ini bisa dikatakan peringkat 10 jago gambarnya paling, saya itu merasa malu," ucap Rizki saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Kamis (30/11).
ADVERTISEMENT
Rasa tidak percaya diri itu sempat membuat Rizki berhenti menggambar. Kala itu Rizki mulai masuk ke SMP dan masih mencari jati diri. Sayangnya, Rizki malah berteman dengan anak-anak nakal dan terpengaruh menjadi pemalas, bahkan dia sempat ingin berhenti sekolah.
"Dulu saat saya malu dengan kondisi fisik, saya merasa tidak mempunyai potensi di bidang apa-apa, tapi untungnya dulu kakak dan keluarga melarang (berhenti sekolah)," kenangnya.
Ilustrasi Ahmad Rizki Fauzi (Foto: Instagram @riss_kei)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ahmad Rizki Fauzi (Foto: Instagram @riss_kei)
Belajar dari pengalaman itu, akhirnya dia mengubah pola pikirnya menjadi positif. Rizki menyadari Tuhan masih sayang dan memberi kemampuan seni yang lebih dibanding orang lain, Rizki mulai mengubah arah hidupnya menjadi pelukis dengan modal memanfaatkan fasilitas wifi sekolah. Dia belajar menggambar dari google dan Youtube.
ADVERTISEMENT
Kini dengan keterbatasannya ia mampu menggambar unik dengan metode doodle art. Ia mendirikan komunitas doodle art yang terdiri dari 75 anggota sejak 2015. Komunitas ini merupakan wadah bagi generasi muda untuk meluapkan ekspresi dan juga peduli dengan gerakan sosial.
"Saya membuat komunitas ini dengan tujuan anak-anak Banyuwangi yang memiliki kemampuan menggambar nggak merasa minder dan percaya diri. Pokoknya komunitas ini dalam satu tahun harus menargetkan untuk dapat membantu sebuah organisasi. Seperti tahun lalu bantu TK yang yang sudah jelek, lalu saya dan komunitas patungan untuk membuat TK itu menjadi lebih layak, salah satunya dengan memural TK tersebut," ujarnya.
Mural Ahmad Rizki Fauzi (Foto: Instagram/@riss_kei )
zoom-in-whitePerbesar
Mural Ahmad Rizki Fauzi (Foto: Instagram/@riss_kei )
Tidak hanya mendirikan sebuah komunitas, Rizki terus mengembangkan potensinya dengan menerima tawaran job menggambar dinding kafe, mural, lukisan sketsa atau pun doodle art. Harga yang dipatok Rizki pun bersahabat, yaitu dimulai dari harga Rp 75.000 untuk sebuah lukisan sketsa hingga Rp 700.000 untuk sebuah karya mural. Karya tersebut sudah banyak dikenal dan melalang buana di berbagai daerah di Indonesia.
ADVERTISEMENT